13/11/2025

Taiwan Today

Politik

Wakil Presiden Hsiao Bi-khim Sampaikan Pidato di Brussels atas Undangan IPAC

12/11/2025
Wapres Hsiao juga menyampaikan bahwa Taiwan selalu menjadi mitra internasional yang bertanggung jawab. Meski tidak menjadi anggota banyak organisasi internasional, Taiwan tetap aktif berkontribusi dalam bantuan kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesehatan publik, serta pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di seluruh dunia.
Wakil Presiden Hsiao Bi-khim, atas penugasan Presiden Lai Ching-te, menghadiri Konferensi Tahunan Aliansi Antarparlemen untuk Kebijakan terhadap Tiongkok (IPAC) yang digelar di Parlemen Eropa, Brussels, pada 7 November.
 
Dalam pidato bertema “Taiwan: Mitra Tepercaya di Dunia yang Penuh Gejolak”, Wapres Hsiao menekankan pentingnya posisi Taiwan di dunia melalui tiga alasan utama, yaitu Taiwan memiliki sistem demokrasi yang dinamis; Taiwan merupakan pemain kunci dalam perekonomian global; dan Taiwan adalah mitra internasional yang bertanggung jawab.
 
Ia juga menyampaikan harapan agar Taiwan dapat memperdalam kerja sama dengan anggota IPAC dalam empat bidang utama, yaitu perdagangan dan teknologi, ketahanan sosial, partisipasi global yang inklusif, serta perdamaian di Selat Taiwan.
 
Di tengah dunia yang semakin terpecah, penuh ketidakpastian, dan diwarnai kebangkitan otoritarianisme, pertemuan seperti ini memiliki makna yang sangat penting. “Negara-negara demokrasi mungkin terpisah jarak ribuan kilometer, namun kita tidak pernah benar-benar sendirian—tidak dalam nilai, tidak dalam menghadapi tantangan, dan terutama tidak dalam tanggung jawab menjaga nilai-nilai bersama,” tegas Wapres Hsiao.
 
Negara-negara demokrasi memiliki kesamaan fundamental, yaitu masyarakat yang majemuk, keterbukaan terhadap perdebatan publik, pemerintahan yang akuntabel, pemilihan umum yang adil, serta kebebasan beragama dan berpendapat. Kebenaran tidak boleh ditentukan oleh algoritma atau penguasa otoriter, dan bahwa norma internasional bukanlah pilihan yang dapat diabaikan, melainkan fondasi bagi perdamaian dan koeksistensi.
 
“Eropa mempertahankan kebebasan di tengah perang, sementara Taiwan membangun demokrasi di bawah tekanan. Kisah berbeda ini mengarah pada komitmen bersama terhadap perdamaian, martabat, dan ketangguhan,” ujar Wapres Hsiao.
 
Demokrasi bukanlah sistem yang sempurna, tetapi terbuka terhadap kritik dan transparansi. Demokrasi tidak menekan perbedaan pendapat, melainkan menjadikannya sumber reformasi. Demokrasi tidak takut pada keterbukaan, karena keterbukaan adalah kebutuhan. Demokrasi tidak menuntut kesetiaan kepada individu kuat, tetapi kepada hukum dan rakyat.
 
Sebagai negara demokratis, Taiwan meyakini bahwa sistem politik dan ekonomi yang bebas mendorong kemakmuran dan pertumbuhan. Kebebasan melahirkan inovasi, sementara perdagangan yang adil dan terbuka memperkuat kerja sama. Ini bukan sekadar slogan, melainkan landasan strategis bagi negara demokratis dalam mengejar keamanan dan kemajuan.
 
Wapres Hsiao juga menyampaikan bahwa Taiwan selalu menjadi mitra internasional yang bertanggung jawab. Meski tidak menjadi anggota banyak organisasi internasional, Taiwan tetap aktif berkontribusi dalam bantuan kemanusiaan, penanggulangan bencana, kesehatan publik, serta pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di seluruh dunia. “Dengan keikutsertaan Taiwan, upaya global menjadi lebih kuat dan tangguh,” pungkasnya.
 

Terpopuler

Terbaru