18/09/2025

Taiwan Today

Sosial

Bocah Asal Mongolia dengan Penyakit Langka Jalani Pengobatan di Taiwan

22/11/2018
Ketika Ayah A Mo melihat bagian tulang yang tidak dapat sembuh kini dapat tumbuh kembali, ia mengatakan dirinya seperti sedang bermimpi, dan sangat berterima kasih kepada tim dokter Taiwan. (Foto oleh CNA)

Seorang bocah laki-laki asal Mongolia bernama A Mo mengalami patah tulang akibat kecelakaan ketika baru berusia 4 bulan. Walaupun telah menjalani operasi, kondisi A Mo masih belum dapat kembali normal, sehingga seiring dengan proses pertumbuhan, kedua kaki A Mo tumbuh dengan panjang yang berbeda. Setelah Tim medis dari Tri-Service General Hospital melakukan pemeriksaan, mereka menemukan A Mo ternyata menderita penyakit tulang langka dan harus menjalani pengobatan di Taiwan.

Ketika baru berusia 4 bulan A Mo terjatuh dari kursi dan mengalami patah tulang di bagian betis dan tulang kering. Setelah 5 bulan menjalani pengobatan di Mongolia, keadaan A Mo tidak mengalami kemajuan, operasi yang dilakukan malah mengakibatkan infeksi di tubuh A Mo dan mengganggu proses pertumbuhan, dan menyebabkan kaki kanan dan kiri A Mo memiliki selisih panjang hingga 15 cm. Dengan kondisi seperti ini, A Mo harus menggunakan tongkat penyangga untuk dapat berjalan.

Pada bulan September 2018, tim medis dari Tri Service General Hospital Taiwan mengunjungi Ulan Bator, Mongolia. Ketika mendengar kabar tersebut, ayah A Mo menempuh perjalanan sejauh 70 km untuk meminta pertolongan bagi kesembuhan A Mo. Dokter ahli ortopedi anak, Wang Chih-chien, mengatakan kondisi yang dialami A Mo adalah Congenital Pseudarthrosis of the Tibia (CPT), dan merupakan penyakit langka kongenital yang terjadi pada 1 di antara 250 ribu orang. Orang dengan kondisi ini tidak akan mengalami masalah jika tidak menderita patah tulang, namun jika terjadi patah tulang, maka akan sulit diobati.

Ketika pengidap CPT mengalami patah tulang, kondisi tersebut seringkali terdiagnosis sebagai patah tulang traumatik (traumatic fracture), sehingga dilakukanlah pengobatan patah tulang dengan pemasangan pen. Akan tetapi, karena jaringan tulang tidak juga tersambung, bagian tulang tersebut bisa kembali patah, dan proses operasi berulang-ulang dapat menyebabkan perubahan bentuk fisik, perbedaan panjang pada kaki, pengerasan pada sendi pergelangan kaki, kecacatan dan lain-lain.

Sampai saat ini penyebab CPT kongenital masih belum dapat diketahui. Namun, kondisi ini terjadi karena pergerakan osteoklas yang terdapat pada periosteum terlalu aktif, sehingga menyebabkan jaringan tulang pada bagian yang patah tidak dapat tersambung. Oleh karena itu, tim medis Tri Service General Hospital menyuntikkan fosfat ke tubuh A Mo untuk menekan aktifitas osteoklas, setelah itu baru melakukan operasi.

Tim medis Tri Service General Hospital juga menggunakan teknologi percetakan 3 dimensi (3D printing) untuk melihat kondisi dan bentuk tulang A Mo, agar dapat melakukan operasi dengan lebih akurat. Tim dokter juga menggunakan Telescopic Intramedullary Pins untuk mengencangkan bagian tulang yang patah. Selain itu, untuk memastikan kondisi A Mo dapat kembali normal, Tri Service General Hospital telah memutuskan akan memberikan pelayanan pengobatan untuk A Mo hingga ia berusia 18 tahun.

Ketika Ayah A Mo melihat bagian tulang yang tidak dapat sembuh kini dapat tumbuh kembali, ia mengatakan dirinya seperti sedang bermimpi, dan sangat berterima kasih kepada tim dokter Taiwan. A Mo mengatakan setelah kondisinya pulih ia ingin ikut lomba lari dengan teman-temannya. A Mo yang kini berusia 9 tahun sebelumnya bercita-cita untuk menjadi seorang insinyur pesawat terbang. Namun, setelah melewati pengalaman ini, A Mo ingin menjadi seorang dokter.

Di Taiwan pengidap kelainan tulang seperti ini dapat dijumpai 1 kasus setiap tahun, sedangkan di Mongolia 1 kasus terjadi setiap 4-5 tahun. Dokter di Mongolia tidak memiliki pengalaman untuk mengobati pasien pengidap CPT, sehingga mereka mengobati dengan metode operasi biasa yang dapat mengakibatkan terjadi perbedaan panjang pada kaki pasien.

Dokter Wang Chih-chien mengatakan setiap kali tulang A Mo bertumbuh dan menarik pin dalam tulang hingga batas maksimal, Amo harus kembali menjalani operasi. Sampai A Mo berusia 18 tahun, kira-kira masih ada 4-5 kali operasi yang harus ia jalani. Setelah masa pertumbuhan A Mo selesai, perbedaan panjang kaki A Mo akan kembali normal, dan ia dapat memiliki kaki yang sempurna.

Terpopuler

Terbaru