Beberapa waktu yang lalu Menlu Joseph Wu dalam wawancara tertulis dengan jurnalis surat kabar Korea Selatan "Hankook Ilbo", Menlu Joseph Wu memperingatkan bahwa dalam 30 tahun terakhir, Tiongkok telah meningkatkan anggaran pertahanan hampir 40 kali lipat, menjadikan Tiongkok sebagai negara dengan personel militer terbesar dan anggaran pertahanan tertinggi kedua di dunia. Apalagi setelah Xi Jinping menjabat pada tahun 2013, Tiongkok secara besar-besaran mengejar ambisi politik, dan meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan.
Wawancara ini telah diterbitkan pada tanggal 23 Oktober dengan judul "Jangan Remehkan Ambisi Tiongkok... Ketika Taiwan Berada dalam Krisis, Negara-negara Sekitar, termasuk Korea Juga Berisiko".
Selain itu, surat kabar "The Korea Times" yang diterbitkan dalam bahasa Inggris juga mempublikasikan laporan serupa dengan judul "Menteri Luar Negeri Taiwan Menyeru Korea Bantu Hadapi Ancaman Tiongkok".
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menggunakan cara-cara seperti isolasi diplomatik, tekanan ekonomi, strategi zona abu-abu, serangan disinformasi, dan serangan siber, serta meningkatkan ancaman militer, termasuk pengiriman kapal dan pesawat militer untuk melintasi garis tengah di Selat Taiwan dan memasuki Wilayah Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan tanpa izin. Tindakan-tindakan ini menunjukkan bahwa Tiongkok berupaya mengubah perairan sekitar Taiwan menjadi "laut domestik"; berniat mengubah situasi di selat Taiwan; serta sebagai bentuk latihan untuk kemungkinan melakukan serangan militer di masa depan.
Menlu Joseph Wu menyeru negara-negara sehaluan, termasuk Korea, untuk belajar dari pengalaman invasi Rusia ke Ukraina dan menaruh perhatian serius terhadap ketegangan di Selat Taiwan. Ia mengingatkan bahwa ancaman Tiongkok tidak hanya menjadi masalah bagi Taiwan, tetapi juga mengancam negara-negara di kawasan.
Taiwan dan Korea adalah negara demokrasi yang mendukung nilai-nilai universal, dan sama-sama menghadapi ancaman kekuasaan otoriter. Taiwan bersedia untuk bekerja sama dengan Korea dan negara demokrasi lainnya demi menjaga tatanan internasional berbasis aturan, melawan ancaman rezim otoriter, memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Selat Taiwan, Semenanjung Korea, dan kawasan Indo-Pasifik.
Kunjungan dua arah antara Taiwan dan Korea telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, keduanya menjadi negara pengirim turis terbesar ketiga satu sama lain. Pada tahun 2019, jumlah kunjungan wisatawan timbal balik mencapai 2,45 juta orang, di antaranya 1,24 juta wisatawan dari Korea datang ke Taiwan, dan 1,2 juta wisatawan Taiwan mengunjungi Korea.