Menteri Luar Negeri, Lin Chia-lung, menerima kunjungan delegasi lintas partai "Asosiasi Anggota Parlemen Taiwan-Swedia" yang dipimpin oleh Lotta Johnsson Fornarve, Rabu, 28 Agustus 2024. Anggota delegasi terdiri dari anggota Komisi Urusan Luar Negeri, John Weinerhall, dan anggota Komisi Pertahanan, Göran Hargestam.
Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak berdiskusi mengenai isu-isu seperti kerja sama dalam melawan ekspansi otoritarianisme, menangkal penyebaran disinformasi, serta kerja sama ekonomi dan perdagangan bilateral.
Menlu Lin Chia-lung menjelaskan bahwa dunia saat ini menghadapi tantangan besar dari negara-negara otoriter, di mana Tiongkok mengancam komunitas demokrasi melalui perang hibrida di kawasan Indo-Pasifik dan global. Stabilitas dan perdamaian di Selat Taiwan adalah kunci untuk memastikan keamanan regional dan stabilitas rantai pasokan global.
Menlu Lin Chia-lung juga menyambut baik peningkatan hubungan Taiwan-Swedia, dan berharap dapat memperdalam kerja sama di bidang energi bersih, serta meminta Swedia untuk terus mendukung keamanan Selat Taiwan, dan kerja sama ekonomi Taiwan-Eropa.
Lotta Johnsson Fornarve menyatakan sangat sepakat mengenai pentingnya solidaritas dan kerja sama antara negara-negara demokrasi, dan mengatakan bahwa perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Hamas menyiratkan pentingnya negara-negara demokrasi bekerja sama melawan negara-negara otoriter.
John Weinerhall menyatakan Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO setelah perang Rusia-Ukraina terjadi, yang menunjukkan bahwa Swedia sepenuhnya menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh negara-negara otoriter seperti Rusia dan Tiongkok terhadap stabilitas global, sedangkan Göran Hargestam menegaskan bahwa Taiwan mendapat dukungan dari negara-negara sehaluan, termasuk Swedia.
Pada hari yang sama, para anggota delegasi menghadiri resepsi makan malam bersama Wakil Menteri Luar Negeri, Wu Chih-chung, untuk berdiskusi mengenai isu-isu seperti pencegahan disinformasi, menangkal serangan siber Tiongkok, dan kesetaraan gender. Wamenlu Wu Chih-chung juga berbagi pengalaman Taiwan menghadapi tekanan dari Tiongkok selama Olimpiade Paris, dan menyeru pemerintah Swedia untuk memperhatikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Lotta Johnsson Fornarve memuji perkembangan demokrasi Taiwan dan masyarakat yang ramah gender, serta berharap kedua belah pihak dapat terus saling belajar.
Pada hari berikutnya, Wakil Presiden, Hsiao Bi-khim, menerima kunjungan delegasi tersebut di Istana Kepresidenan, dan mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Swedia yang berulang kali secara terbuka menyatakan keprihatinan terhadap situasi keamanan regional, serta menentang penggunaan kekuatan atau pemaksaan untuk mengubah status quo.
Wakil Presiden, Hsiao Bi-khim, menyampaikan bahwa kita semua sangat peduli dengan pemeliharaan perdamaian dan stabilitas regional, serta perlindungan terhadap demokrasi dan kebebasan yang telah diperjuangkan dengan susah payah. Ia mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dari komunitas internasional, termasuk Swedia, yang terus berdiri bersama Taiwan dalam membela nilai-nilai dan kepentingan bersama.