Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) menyambut baik Australia, India, Jepang, Korea, dan AS yang menyuarakan keprihatinan terkait perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan, 12 Oktober 2024.
KTT ASEAN ke-44 dan ke-45 diadakan pada 6-11 Oktober di Vieng Chan, ibu kota Laos, di mana Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan keprihatinan atas meningkatnya tindakan militer dan koersi yang melanggar hukum. Mereka juga menegaskan komitmen untuk mempertahankan kebebasan penerbangan dan navigasi di kawasan tersebut.
Korea Selatan juga menyeru semua pihak untuk mematuhi hukum internasional dan Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 dalam menyelesaikan sengketa. Perdana Menteri India Narendra Modi menegaskan bahwa stabilitas di Laut China Selatan adalah kepentingan terbaik bagi seluruh kawasan Indo-Pasifik.
Dalam pidatonya pada KTT ASEAN-AS tanggal 10 Oktober dan KTT Asia Timur 11 Oktober, Antony Blinken menegaskan kembali pentingnya menjaga perdamaian di Selat Taiwan, dan menyatakan keprihatinan atas agresi Tiongkok di Laut China Timur.
Dalam konferensi pers tanggal 11 Oktober, Antony Blinken mengatakan bahwa negara-negara anggota ASEAN dan peserta lainnya mengungkapkan harapan agar perdamaian di Selat Taiwan terus terjaga, dan menentang setiap perubahan sepihak terhadap status quo. Ia mengutip fakta bahwa 50 persen kargo global dilakukan melewati Selat Taiwan dan lebih dari 70 persen chip mutakhir dunia diproduksi di Taiwan, yang menunjukkan pentingnya menjaga status quo dalam hal keuangan dan perdagangan.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) menegaskan bahwa sebagai pemangku kepentingan besar di kawasan Indo-Pasifik, Taiwan terus bekerja sama dengan mitra-mitra sehaluan untuk menjaga kemakmuran regional.