Pameran Buku Internasional Taipei (TIBE) 2025 secara resmi dimulai pada tanggal 4 Februari 2025 bertempat di World Trade Center Hall 1. Upacara pembukaan dihadiri oleh Presiden Lai Ching-te, pejabat dari instansi terkait, diplomat negara-negara sahabat serta perwakilan industri penerbitan domestik dan internasional.
Acara pembukaan diawali dengan penampilan memukau dari penyanyi tenor Zhang Yin-qi dan pianis Du Nai-di, yang membawakan dua aria (nyanyian tunggal) opera Italia paling terkenal: "Nessun Dorma" karya Puccini dan "Libiamo, ne’ lieti calici" dari La Traviata karya Verdi. Dengan pameran buku dan ilustrasi pilihan, acara ini memperkenalkan kekayaan budaya Italia yang penuh cerita dan perspektif beragam. Upacara pembukaan yang unik ini memperlihatkan kekhasan yang dimiliki Italia sebagai negara tamu kehormatan dan mengajak para pengunjung memasuki tema "Membaca Dunia yang Berbeda", menandai dimulainya Pameran Buku Internasional Taipei (TIBE) 2025.
Presiden Lai Ching-te menyatakan bahwa pameran buku yang berlangsung tepat setelah liburan Tahun Baru Imlek adalah hal yang sangat positif, tidak hanya bagi Taipei tetapi juga bagi Taiwan secara keseluruhan. Ia menekankan pentingnya investasi diri melalui literasi, dengan mengatakan, "Investasi saham bisa untung atau rugi, tetapi investasi diri pasti menguntungkan." Presiden Lai lebih lanjut menjelaskan bahwa membaca adalah bentuk investasi terbaik, dan ia mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pameran ini. Dengan partisipasi 29 negara, ia juga mengundang semua orang untuk menjelajahi kekayaan budaya dari berbagai penjuru dunia.
Museum Hak Asasi Manusia Nasional turut berpartisipasi daslam TIBE 2025 dengan menghadirkan pameran "Human Rights Discovery", yang menampilkan koleksi buku dan dokumen tentang korban persekusi politik. Selain itu, pengunjung dapat membeli berbagai buku bertema hak asasi manusia serta produk budaya terbaru. Sejumlah seminar juga telah dijadwalkan dan akan menghadirkan penulis, ilustrator, dan pakar film untuk berbagi wawasan tentang interpretasi sejarah White Terror serta mengeksplorasi isu hak asasi manusia secara mendalam.
Dewan Penduduk Asli (CIP) juga menyelenggarakan pameran bertema "Kenangan-Kenangan Oseanik: Jalinan dan Kelestarian Budaya Pasifik", yang dibuka oleh Wakil Ketua CIP Calivat‧Gadu. Acara ini dihadiri oleh berbagai tamu kehormatan, termasuk Duta Besar Saint Vincent dan Grenadine, serta perwakilan Kementerian Kebudayaan (MOC), diplomat negara sahabat, akademisi, dan pakar budaya. Pameran ini bertujuan untuk menampilkan kekayaan budaya masyarakat penduduk asli di kawasan Pasifik dalam sejarah dan perkembangan modern.
Tahun ini, Museum Istana Nasional (NPM) turut meramaikan pameran dengan tema "Seratus Tahun Keindahan Seni: Warisan dalam Waktu". Mereka menawarkan diskon hingga 70% untuk karya-karya publikasi NPM, menyelenggarakan kuis berhadiah, serta berbagai promosi khusus bagi pengunjung yang berbelanja di pameran ini. Para pencinta buku diajak untuk menjelajahi perpaduan budaya kuno dan modern dalam dunia seni NPM, yang telah berkembang selama satu abad.