15 Agustus 2023, Kantor Investasi Kementerian Perekonomian (MOEA) mengadakan "Forum Strategi Investasi Taiwan-ASEAN dan India 2023" di Taipei. Acara ini dihadiri oleh pejabat pemerintah bidang investasi dan perwakilan perusahaan dari Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan India.
Wakil Menteri Ekonomi, Chen Chern-chyi, dalam sambutannya menyatakan bahwa tahun ini merupakan tahun kedelapan penyelenggaraan forum tersebut sejak pertama kali diadakan pada tahun 2016. Selama beberapa tahun terakhir, forum ini telah meraih apresiasi yang baik dari kalangan industri dan pengakuan serta dukungan dari lembaga berwenang pengelola investasi di negara-negara ASEAN dan India.
Sebagai dampak dari konflik perdagangan dan teknologi antara AS dan Tiongkok, pandemi COVID-19, serta konflik Rusia-Ukraina, negara-negara Eropa, AS, dan Jepang telah mengusulkan kebijakan otonomi dalam industri kunci, seperti penerapan rantai pasokan yang lebih pendek, mendorong perusahaan multinasional untuk menyesuaikan rantai pasokan dan strategi investasi demi meningkatkan daya tahan produksi.
Potensi demografi yang menguntungkan, insentif investasi asing, serta partisipasi aktif dalam integrasi ekonomi regional, membuat negara-negara ASEAN dan India menjadi destinasi penting dalam restrukturisasi dan transfer rantai pasokan internasional.
Forum ini mengambil tema "Memperdalam Kerja Sama Internasional untuk Menciptakan Nilai Berkelanjutan", yang bertujuan agar dengan mengandalkan kondisi pembangunan ekonomi dan karakteristik pasar dari masing-masing negara, serta ekspansi ke pasar yang lebih beragam dan investasi di berbagai sektor industri, dapat mengangkat keunggulan industri Taiwan ke berbagai negara, serta meningkatkan ketahanan ekonomi Taiwan dan daya saing industri lokal di negara-negara mitra.
ASEAN dan India merupakan kekuatan penting dalam perkembangan ekonomi global. Posisi ASEAN dalam peringkat penerimaan investasi asing langsung (FDI) dari tahun 2018 hingga 2021 telah melampaui Tiongkok, menempati peringkat ketiga secara global. Uni Eropa berada di peringkat pertama, sedangkan Amerika Serikat berada di peringkat kedua.
Selain itu, berdasarkan perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), tingkat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik (termasuk India) pada tahun 2023 diperkirakan akan mencapai 4,6%, mencakup 70% dari total pertumbuhan ekonomi global.
Negara-negara demokrasi seperti Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa juga semakin gigih memperkuat strategi pemasaran mereka di negara-negara mitra "Kebijakan Baru Arah Selatan” (New Southbound Policy, NSP).
Pengusaha Taiwan sejak awal telah melakukan ekspansi usaha ke negara-negara mitra NSP, dan telah membentuk kawasan industri atau klaster industri Taiwan di beberapa negara. Sebagai contoh, klaster industri elektronik di Vietnam, klaster industri PCB (Papan Sirkuit Cetak) di Thailand, dan basis manufaktur penting untuk industri tekstil dan alas kaki di Indonesia.
Selain itu, ada juga investasi dalam industri energi, seperti Delta Electronics yang berinvestasi di Thailand dan India dalam penyediaan alat untuk sumber daya listrik dan solusi energi. Foxconn juga telah berkolaborasi dengan perusahaan lokal di Thailand, Indonesia, dan India dalam pengembangan kendaraan listrik, sementara Walsin Lihwa telah berinvestasi dalam pertambangan nikel di Indonesia.
Wakil Menteri Investasi Indonesia, Nurul Ichwan, menyatakan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh stabil dengan pasar domestik yang besar, lebih dari 17.000 pulau, dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Sebagai tujuan utama investasi asing, pemerintah Indonesia juga mendorong pengembangan ekonomi hijau dengan menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.