Pada tanggal 6 Juni 2020, masyarakat Kota Kaohsiung melakukan pemungutan suara untuk memberhentikan (recall) Han Kuo-yu dari jabatannya sebagai orang nomor satu di kota tersebut. Han Kuo-yu menjadi pejabat pertama dalam sejarah politik Taiwan yang diberhentikan dari jabatannya oleh masyarakat karena dinilai tidak dapat memenuhi janji-janjinya selama kampanye, dan kinerja yang tidak memuaskan.
Menurut undang-undang, Han Kuo-yu harus meninggalkan jabatannya paling lambat 12 hari setelah hasil pemungutan suara resmi diumumkan, dan tidak diperbolehkan untuk mendaftarkan diri dalam bursa pemilihan walikota Kaohsiung selama 4 tahun ke depan. Selain itu, karena masa jabatan yang ditinggalkan Han Kuo-yu masih tersisa lebih dari 2 tahun, maka pemerintah daerah akan menyelenggarakan pemilihan ulang pada tanggal 12 September 2020. Sebelum pemilihan ulang dilaksanakan, jabatan walikota Kaohsiung akan diisi oleh pejabat pelaksana tugas dari Yuan Eksekutif.
Han Kuo-yu memberikan keterangan pers setelah hasil pemungutan suara diumumkan. (Foto oleh CNA)
Mantan Kepala Biro Kebudayaan Pemerintah Kota Kaohsiung sekaligus pemrakarsa “WeCare Kaohsiung”, Aaron Yin, menjelaskan tindakan Han Kuo-yu meninggalkan Kaohsiung untuk mengikuti pemilihan presiden setelah baru menjabat selama 4 bulan, adalah tindakan yang menyalahi amanat, serta melanggar tanggung jawab politik dan prinsip itikad baik yang telah dipercayakan oleh masyarakat Kaohsiung. Melalui pemungutan suara kali ini, Han Kuo-yu menjadi kepala daerah pertama dalam sejarah politik Taiwan yang diberhentikan dari jabatannya oleh masyarakat.