Presiden Tsai berharap Taiwan-Jepang dapat terus meningkatkan kerja sama sambil menjaga perdamaian dan stabilitas regional, menjadi mitra teguh di tingkat regional yang mendorong kebebasan dan kesejahteraan di seluruh dunia.
Invasi Rusia terhadap Ukraina, dan latihan militer Tiongkok di Selat Taiwan baru-baru ini adalah ancaman bagi stabilitas di seluruh kawasan Indo-Pasifik. Komunitas internasional harus bekerja sama untuk melawan provokasi dan ekspansi otoritarianisme. Invasi terhadap Taiwan akan menimbulkan dampak yang sangat besar terhadap nilai-nilai demokrasi, dan bagi kawasan Indo-Pasifik secara keseluruhan.
Tahun lalu, dengan dukungan dari Furuya Keiji dan Dewan Konsultatif Anggota Parlemen Jepang-ROC, Dewan Penasihat Jepang dengan suara bulat meloloskan resolusi untuk mendukung partisipasi Taiwan dalam WHA.
Taiwan dan Jepang memiliki hubungan sahabat senasib dan sepenanggungan. Ketika salah satu pihak mengalami masalah, pihak yang lain akan memberikan uluran tangan. Misalnya, seperti pemberian bantuan oleh masyarakat Taiwan ketika Jepang mengalami bencana gempa bumi tahun 2011, dan hibah vaksin oleh Jepang ketika Taiwan mengalami kekurangan vaksin Covid-19. Dalam masa-sama sukar, Taiwan dan Jepang terus bekerja sama dan mempererat persahabatan dengan tolong-menolong. Presiden Tsai berharap Taiwan dan Jepang dapat terus mempererat kerja sama sambil melindungi perdamaian dan stabilitas regional, menjadi mitra teguh di tingkat regional yang mendorong kebebasan dan kesejahteraan di seluruh dunia.
Furuya Keiji menyampaikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan tidak hanya penting bagi keamanan Jepang, tetapi juga merupakan fondasi penting bagi keamanan dan stabilitas komunitas internasional.
Furuya Keiji menjelaskan invasi Rusia terhadap Ukraina tidak berbeda dengan tindakan Tiongkok yang menggunakan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai dalih untuk menembakkan misil ke zona ekonomi eksklusif Jepang. Latihan militer tersebut adalah ancaman yang sama sekali tidak bisa diterima oleh masyarakat Taiwan dan Jepang, yang sama-sama menjunjung kebebasan, demokrasi, supremasi hukum dan hak asasi manusia.
Furuya Keiji percaya bahwa kerja sama komunitas internasional yang dipimpin oleh Jepang dan AS harus menghalangi Tiongkok yang mencoba untuk merubah status quo. Ia juga menjelaskan beberapa tahun yang lalu ketika Kiribati dan Kepulauan Solomon memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan dan beralih pada hubungan diplomatik dengan Tiongkok, mereka melakukan hal tersebut untuk keuntungan ekonomi sementara. Tiongkok melakukan tindakan tersebut semata-mata untuk kepentingannya sendiri. Tiongkok memberikan pinjaman berlebihan dengan judul pemberian bantuan, yang pada akhirnya mendorong negara-negara tersebut untuk jatuh ke dalam jebakan Tiongkok. Jepang memperingatkan negara-negara Pasifik untuk tidak teperdaya.
Furuya Keiji mengakhiri pernyataannya dengan menegaskan bahwa semua anggota Dewan Konsultatif Anggota Parlemen Jepang-ROC akan mengerahkan segenap upaya untuk mendorong dan memperkuat hubungan Taiwan Jepang.