Pada tanggal 5 September 2022 Liz Truss berhasil terpilih untuk menjadi Ketua Partai Konservatif Inggris, dan pada tanggal 6 September, menerima pengangkatan resmi dari Ratu Elizabeth II untuk menjabat sebagai Perdana Menteri, serta membentuk kabinet.
Kementerian Luar Negeri (MOFA) telah menginstruksikan kantor perwakilan di Inggris untuk memberikan ucapan selamat kepada Pemerintah dan masyarakat Inggris, serta menyampaikan surat dari Presiden Tsai Ing-wen.
Perdana Menteri Liz Truss telah berulang kali secara terbuka menegaskan tentang pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, dan pada tahun 2021 ia membentuk “Network of Liberty”, yang bertujuan untuk memanfaatkan hubungan kemitraan di bidang ekonomi, iptek, dan pertahanan keamanan, dalam mempersatukan negara-negara sehaluan untuk melindungi demokrasi dan kebebasan.
Pada bulan April 2022, ketika masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss menyampaikan pidato mengenai kebijakan diplomatik berjudul “Kembalinya Geopolitik” (The Return of Geopolitics). Dalam pidato tersebut, Liz Truss menyeru NATO untuk menjamin kemampuan pertahanan Taiwan dan pemerintahan demokrasi lainnya, serta menegaskan bahwa Tiongkok harus menaati aturan internasional.
Mengenai tindakan Tiongkok yang melakukan latihan militer di sekitar Taiwan dengan menggunakan kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi sebagai dalih pada bulan lalu, serta mengeluarkan buku putih Taiwan (Taiwan White Paper) yang berisi serangan verbal dan intimidasi militer, Perdana Menteri Liz Truss menyeru negara-negara demokrasi di seluruh dunia untuk terus memastikan bahwa Taiwan memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri.
Taiwan dan Inggris sama-sama menjunjung demokrasi, kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan kerja sama Taiwan-Inggris terus berkembang, termasuk di bidang iptek, transformasi energi, pertukaran SIM, kota pintar, layanan penerbangan, dan lain-lain.
Dalam banyak kesempatan, pejabat tinggi Inggris telah berulang kali mengemukakan bahwa keamanan di Selat Inggris berkaitan dengan kepentingan Inggris, serta menegaskan pentingnya melindungi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Dalam masa-masa krusial di tengah perubahan geopolitik internasional, Taiwan akan terus bekerja sama dengan Inggris dan negara-negara sehaluan lainnya untuk mempererat persatuan dan memperteguh ketahanan demokrasi, demi melawan ekspansi dan intimidasi otoritarianisme.