Menteri Urusan Digital, Audrey Tang, menegaskan bahwa Taiwan bersedia dan mampu untuk berbagi pengalaman mengenai peralatan digital yang digunakan dalam menangani pandemi, serta berkomitmen untuk menjaga telekomunikasi di tengah tantangan disinformasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Audrey Tang ketika berpartisipasi secara virtual dalam pertemuan Komisi Khusus ING2 yang diselenggarakan oleh Parlemen Eropa. Komisi khusus tersebut dibentuk pada bulan Maret dan merupakan kelanjutan dari laporan Komite Khusus untuk Interferensi Asing dalam Proses Demokratis di Uni Eropa Termasuk Disinformasi (INGE).
Pandemi telah menimbulkan tekanan besar dalam sistem demokrasi, tetapi kapitalisasi terhadap inovasi komunitas teknologi sipil akan menjadi sebuah solusi efektif, seperti sistem penelusuran kontak jarak dekat yang diluncurkan tahun lalu. Menghadapi masalah hak asasi manusia terkait pemberlakuan lockdown, Audrey Tang menjelaskan demokrasi digital adalah solusi efektif.
Kelompok masyarakat sipil seperti Cofacts dapat membantu untuk melawan disinformasi. Platform pengecekan fakta yang dioperasikan melalui kolaborasi massa (crowd collaboration), dan chatbot (bot obrolan) dengan evaluasi dan diskusi publik.
Belajar dari pengalaman Ukraina, menjaga fungsi internet adalah hal yang teramat penting ketika terjadi bencana alam atau peperangan. Menanggapi hal itu, Kementerian Urusan Digital (MODA) telah meluncurkan proyek ketahanan jaringan telekomunikasi pada awal bulan September.
Jaringan ini bertujuan untuk menjamin transmisi informasi di dalam dan di luar negeri melalui satelit orbit non-geostasioner, seperti konferensi video, telepon internet, dan sistem siaran langsung apabila terjadi kerusakan pada jaringan tetap dan jaringan seluler atau kabel bawah laut.
Menurut MODA, keikutsertaan Audrey Tang dalam kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan delegasi INGE ke Taiwan pada bulan November tahun lalu. Dalam kunjungan tersebut, delegasi INGE bertemu dengan Audrey Tang dan menyatakan ingin melanjutkan kegiatan pertukaran.