Pada tanggal 5 Oktober 2022 Presiden Tsai menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra-mitra sehaluan di seluruh dunia untuk membela demokrasi dan kebebasan. Aktivitas militer yang dilakukan Tiongkok merusak status quo di Selat Taiwan, dan melanggar kedaulatan Taiwan. Tingkah laku tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh Tiongkok juga mengancam perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik, serta membahayakan keamanan lalu lintas udara, maritim, dan perdagangan global.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Tsai Ing-wen secara virtual dalam kegiatan Simposium Tahunan Global Taiwan Institute (GTI) di Washington DC.
Berdasarkan pada sejarah dan peristiwa yang terjadi baru-baru ini, ancaman terhadap sebuah negara atau kawasan, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga merupakan ancaman terhadap negara atau kawasan tetangganya. Solidaritas global adalah kunci untuk melawan ekspansi otoritarianisme, melindungi demokrasi, dan menjawab berbagai tantangan yang sedang dihadapi bersama.
Presiden Tsai menjelaskan semangat solidaritas tersebut terhambat oleh ketidakhadiran Taiwan dalam sistem PBB. Pakar, jurnalis, dan pelajar dari Taiwan tidak diperbolehkan untuk menghadiri pertemuan PBB, termasuk Sidang Umum yang dilaksanakan minggu lalu, serta pertemuan WHO, dan ICAO.
Seperti masyarakat lainnya, masyarakat Taiwan berhak menerima kesempatan untuk didengar dan memberikan kontribusi. Keikutsertaan Taiwan dalam sistem PBB akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan global.
Meskipun mengalami hambatan, Taiwan akan terus bekerja sama dengan mitra-mitra sehaluan untuk mendorong pembangunan dan kesejahteraan. Presiden Tsai mengucapkan terima kasih atas dukungan terhadap partisipasi internasional Taiwan dari negara sahabat dan negara sahabat diplomatik di seluruh dunia yang dinyatakan dalam Sidang Umum PBB, dan kesempatan lainnya.
Taiwan adalah pemangku kepentingan yang dapat diandalkan dalam tatanan internasional yang didasari oleh aturan. Hal tersebut dibuktikan dengan hibah 10 juta lembar masker ke Amerika Serikat dalam masa pandemi, serta sekitar 580 ton bantuan barang kebutuhan pokok, dan USD 45 juta donasi uang tunai untuk membantu pengungsi Ukraina.
Presiden Tsai mengucapkan terima kasih kepada Amerika Serikat, negara-negara G7, dan negara sahabat lainnya yang telah menyatakan kecaman atas provokasi militer Tiongkok. Presiden Tsai juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintahan Presiden Biden dan anggota Kongres AS yang telah mendukung pelaksanaan komitmen AS terhadap Taiwan Relations Act dan 6 Jaminan.
GTI pertama kali dilaksanakan pada tahun 2016 di Washington DC, sebagai sebuah think tank (wadah cendekiawan) yang bertujuan untuk mendorong pemahaman tentang Taiwan dan masyarakat Taiwan melalui penelitian kebijakan dan program pertukaran.