Pada tanggal 14 Oktober 2022 Menlu Joseph Wu menyampaikan pidato secara virtual dalam seminar “Euro-Atlantic dan Indo-Pasifik: Ukraina, Taiwan dan Perubahan Geopolitik di Dunia” yang diselenggarakan oleh Senat Ceko dan wadah pemikir (think tank) SINOPSIS. Dalam kegiatan tersebut Menlu Joseph Wu juga berdiskusi dengan Ketua Komisi Luar Negeri Senat Ceko, Pavel Fischer; Ketua Komisi Luar Negeri Ukraina Rada, Olksandor Merezhko; serta Pendiri dan Direktur SINOPSIS, Martin Hala.
Menlu Joseph Wu menyampaikan bahwa sama seperti Ukraina, Taiwan juga berdiri di garis terdepan dalam melawan kekuatan otoritarianisme, dan bersama mitra demokrasi lainnya akan turut membantu rekonstruksi di Ukraina.
Seluruh dunia sedang menghadapi ancaman dan tantangan otoritarianisme. Selain invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, Tiongkok juga telah memutarbalikkan isi Resolusi PBB 2758, untuk dijadikan sebagai dasar bagi interpretasi irasional yang menyebut Taiwan adalah bagian dari Tiongkok.
Pada bulan Agustus tahun ini, Tiongkok telah melakukan tindakan provokatif dan latihan militer besar-besaran di perairan sekitar Taiwan, melancarkan serangan disinformasi, dan intimidasi ekonomi. Tiongkok juga terus-menerus memasuki ADIZ Taiwan tanpa izin, dan melewati garis batas Selat Taiwan, untuk merusak status quo di Selat Taiwan, dan sebagai latihan persiapan untuk menyerang Taiwan.
Ambisi Tiongkok tidak akan berhenti pada Taiwan. Tiongkok telah melakukan ekspansi di Laut Timur, Laut Selatan, Samudra Pasifik, dan Samudra Hindia, dan telah menimbulkan ancaman keamanan serius bagi kawasan Indo-Pasifik.
Karena komunitas internasional tidak memberlakukan sanksi atas tindak kekerasan yang dilakukan Tiongkok terhadap gerakan demokrasi di Hong Kong, dan aneksasi Rusia terhadap Crimea pada tahun 2014, hal tersebut telah semakin mengobarkan arogansi rezim otoritarianisme untuk berekspansi dan menginvasi. Komunitas demokrasi internasional harus menarik pelajaran dan tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama.
Menlu Joseph Wu menegaskan negara-negara demokrasi harus bersatu, dan saling melindungi untuk menghentikan ekspansi otoritarianisme.
Ketua Komisi Luar Negeri Ukraina Rada, Olksandor Merezhko, menjelaskan tanggal 24 Februari tahun ini adalah saat yang paling tragis bagi Ukraina. Di saat tersebut Tiongkok malah menjalin aliansi dengan Rusia, sedangkan Taiwan mengulurkan bantuan kepada Ukraina. Peristiwa tersebut telah memperlihatkan dengan jelas siapa sahabat Ukraina yang sebenarnya. Olksandor Merezhko menyeru komunitas internasional untuk bersatu, dan melakukan persiapan di bidang militer, yurisprudensi, politik, moral, dan ekonomi untuk menghentikan ambisi Tiongkok menyerang Taiwan.
Menlu Joseph Wu menjelaskan latihan militer yang dilakukan Tiongkok setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, memperlihatkan bahwa Tiongkok tidak ingin melihat dukungan komunitas internasional terhadap Taiwan, karena hal tersebut dapat menjadi penghambat bagi ambisi Tiongkok untuk menyerang Taiwan.
Menlu Joseph Wu mengucapkan terima kasih kepada Ketua Senat Ceko, Miloš Vystrčil, yang pada tahun 2020 tetap berkunjung ke Taiwan meskipun menghadapi tekanan dari Tiongkok. “Kunjungan ke Taiwan yang dilakukan mitra-mitra demokrasi, pernyataan dukungan untuk Taiwan, dan persatuan adalah cara terbaik untuk menghentikan ambisi Tiongkok,” ujar Menlu Joseph Wu.