Menlu Joseph Wu menjelaskan Taiwan berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra di seluruh dunia dalam melindungi kebebasan dan demokrasi, serta melawan ekspansi otoritarianisme Tiongkok.
Menlu Joseph Wu menegaskan bahwa perdamaian, kesetaraan, demokrasi dan dialog adalah kunci dalam memastikan hubungan interaksi lintas selat yang membangun dan bersahabat. Taiwan tidak akan pernah menerima “Satu Negara Dua Sistem”. Tiongkok harus berhenti melancarkan ancaman militer terhadap Taiwan, dan berhenti menyebarkan disinformasi.
Beijing harus melihat dengan cermat empat komitmen yang dikeluarkan oleh Presiden Tsai Ing-wen dalam pidato Hari Nasional. Pertama, ROC (Taiwan) bertekad untuk membela sistem konstitusional yang bebas dan demokratis. Kedua, ROC dan PRC tidak saling tunduk terhadap satu sama lain. Ketiga, Taiwan tidak akan pernah menerima aneksasi atau pelanggaran terhadap kedaulatan. Keempat, masa depan Taiwan harus diputuskan sesuai dengan kehendak rakyatnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menlu Joseph Wu dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis surat kabar Italia “La Stampa”, dan telah dipublikasikan melalui media daring dan media cetak.
Menlu Joseph Wu menjelaskan Taiwan memiliki peran penting dalam industri semikonduktor global, dan sektor industri teknologi tinggi lainnya. Perekonomian dan perdagangan global akan mengalami dampak yang sangat serius apabila Taiwan sampai jatuh ke tangan rezim otoritarianisme.
Dukungan komunitas internasional yang terus mengalir bagi Ukraina setelah Rusia menginvasi negara tersebut harus menyadarkan Tiongkok untuk memperhitungkan sanksi dari komunitas internasional yang harus mereka tanggung jika mencoba menyerang Taiwan.
Taiwan berada di garis terdepan dalam melawan koersi otoritarianisme, dan keamanan lintas selat bukan lagi hanya tantangan bagi Taiwan. Menlu Joseph Wu menyeru komunitas internasional untuk berdiri bersama Taiwan, karena dukungan kuat dari seluruh dunia akan dapat menghalangi ambisi Tiongkok.