Pertemuan menteri luar negeri negara-negara G7 telah dilaksanakan pada tanggal 16-18 April 2023 di Nagano, Jepang, dan menghasilkan komunike yang menegaskan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan bagi kesejahteraan dan keamanan global; mendorong penyelesaian konflik lintas selat secara damai; dan mendukung partisipasi Taiwan dalam pertemuan WHA, dan WHO.
Kementerian Luar Negeri (MOFA) menyambut baik komunike tersebut, dan mengucapkan terima kasih atas dukungan teguh dari negara-negara G7 terhadap Taiwan.
Komunike tersebut juga menegaskan pentingnya kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka; menyatakan keprihatinan terhadap situasi di Laut Timur dan Laut Selatan; menolak keras segala bentuk aksi militer dan intimidasi dengan niat untuk mengubah status quo secara sepihak; menyeru Tiongkok untuk menaati tujuan dan prinsip Piagam PBB, menghentikan ancaman, tekanan, intimidasi, dan aksi militer.
Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) juga memperhatikan bahwa Kementerian Luar Negeri Tiongkok masih belum mengubah perbuatan memutar balikan fakta dengan menyebut Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari Tiongkok; serta menuding komunike menteri luar negeri negara-negara G7 sebagai dukungan terhadap kemerdekaan Taiwan dan merusak status quo.
Menanggapi pernyataan tersebut, MOFA Taiwan menegaskan bahwa ROC (Taiwan) dan Republik Rakyat Tiongkok (PRC) tidak saling tunduk, ini merupakan pengakuan secara de facto, dan status quo di lintas selat. Kedaulatan Taiwan adalah milik masyarakat Taiwan, dan hanya masyarakat Taiwan yang memiliki hak untuk memutuskan masa depan Taiwan.
Sebagai anggota yang bertanggung jawab dalam kawasan Indo-Pasifik, Taiwan akan terus melindungi demokrasi, kebebasan, hak asasi manusia, dan supremasi hukum, dan bersedia untuk bekerja sama dengan negara-negara G7 demi kesejahteraan dan stabilitas komunitas internasional.