Pada tanggal 2 Agustus 2023, dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis kantor berita Agence France-Presse (AFP), Menteri Luar Negeri Joseph Wu menjelaskan dalam menghadapi eskalasi ancaman Tiongkok, Taiwan memiliki kebijakan untuk tidak melakukan provokasi, meningkatkan anggaran pertahanan, membeli senjata pertahanan, mendorong transformasi militer, dan meningkatkan pelatihan militer untuk menunjukkan tekad dalam melakukan pertahanan.
Taiwan juga menarik pelajaran dari perang Rusia-Ukraina untuk memperkuat kemampuan pertempuran asimetris, dan menggalang dukungan dari negara-negara sehaluan dalam komunitas internasional.
Wawancara ini telah dipublikasikan pada hari yang sama dengan judul "Menteri Luar Negeri Taiwan Mengatakan Konflik dengan Tiongkok Akan Menghasilkan 'Bencana' ".
Menlu Joseph Wu menegaskan masyarakat Taiwan memiliki tekad untuk melindungi tanah air, kedaulatan, dan cara hidup demokratis. Namun, Taiwan harus memperhatikan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi, turunnya investasi asing, serta konflik politik internal di Tiongkok telah menyebabkan ketidakstabilan sosial dan ketidakpuasan masyarakat, dan Tiongkok mungkin berniat untuk menciptakan krisis eksternal untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari krisis internal. Taiwan harus berhati-hati agar tidak menjadi kambing hitam dalam hal ini.
Taiwan memproduksi lebih dari 90% chip mutakhir untuk konsumsi global, dan lebih dari separuh lalu lintas kargo internasional dilakukan melalui Selat Taiwan. Jika sampai terjadi konflik di Selat Taiwan, hal tersebut akan berdampak serius pada rantai pasok global dan industri teknologi tinggi.
Dukungan dan solidaritas dari komunitas demokrasi terhadap Taiwan sangat penting, dan akhir-akhir ini negara-negara demokrasi di seluruh dunia telah meningkatkan dukungan mereka terhadap Taiwan. Pemimpin dari berbagai negara dalam pertemuan penting seperti KTT G7 telah berulang kali menekankan pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, serta menentang perubahan status quo secara sepihak. Dukungan ini sangat efektif untuk menekan ambisi ekspansi dan aksi militer Tiongkok.
Menlu Joseph Wu mengucapkan terima kasih kepada Prancis, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Uni Eropa, Jerman, Republik Ceko, dan Lithuania yang telah memasukkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik ke dalam strategi Indo-Pasifik mereka. Prancis bahkan telah menyelesaikan proses pengesahan "Undang-Undang Pembangunan Pertahanan 7 Tahun" (2024-2030 LPM) pada tanggal 1 Agustus, dan menjadi negara berpengaruh pertama di dunia yang secara hukum melindungi hak kebebasan bernavigasi di Selat Taiwan.
Mengenai pemilihan umum presiden di Taiwan yang akan dilaksanakan tahun depan, Menlu Joseph Wu menjelaskan Tiongkok mungkin akan mengurangi ancaman militer terhadap Taiwan dibandingkan sebelumnya, karena hasil pemilu sebelumnya telah membuktikan bahwa pemilih Taiwan tidak terpengaruh dengan ancaman atau provokasi Tiongkok. Oleh karena itu, akhir-akhir ini Tiongkok telah menggunakan taktik-taktik yang lebih kompleks, seperti penyebaran disinformasi, penyusupan, dan perang kognitif terhadap Taiwan untuk mempengaruhi pemilihan umum. Hal ini harus diwaspadai secara serius.
"Agence France-Presse" (AFP) didirikan pada tahun 1835 dan merupakan kantor berita pertama di dunia. Saat ini, kantor berita AFP adalah salah satu dari tiga kantor berita terbesar di dunia, dengan lebih dari 200 kantor cabang di lebih dari 150 negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. AFP memiliki lebih dari 5.000 klien di seluruh dunia yang menggunakan berita dari AFP sebagai sumber, termasuk BBC, CNN, dan Al Jazeera.