Sidang Majelis Umum PBB ke-78 telah dimulai pada tanggal 5 September lalu, dan sejak tanggal 18 September kegiatan dilanjutkan dengan berbagai pertemuan tingkat tinggi, termasuk KTT Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, serta debat umum yang berlangsung dari tanggal 19-23 September dan pada tanggal 26 September.
Hingga tanggal 21 September, sudah ada delapan kepala negara dan kepala pemerintahan dari negara sahabat diplomatik dan negara sahabat yang menyuarakan dukungan terhadap Taiwan, yaitu Perdana Menteri Belize John Briceño, Presiden Guatemala Alejandro Giammattei Falla, Presiden Paraguay Santiago Peña Palacios, Presiden Ceko Petr Pavel, Presiden Palau Surangel Whipps, Jr., Raja Eswatini Mswati III, Presiden Kepulauan Marshall David Kabua, dan Presiden Nauru Russ Kun.
Mengenai pernyataan Wakil Presiden Republik Rakyat Tiongkok (PRC), Han Zheng, pada tanggal 21 September dalam sesi debat umum yang kembali mengulang-ulang lagu lama "prinsip satu Tiongkok", Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) menyatakan mengecam keras pernyataan tersebut.
MOFA kembali menegaskan bahwa Republik Rakyat Tiongkok (PRC) tidak pernah menguasai Taiwan. Taiwan bukan bagian dari Republik Rakyat Tiongkok (PRC). Bahwa Taiwan yang demokratis dan Tiongkok yang otoriter tidak saling tunduk adalah fakta objektif yang diakui secara luas dalam komunitas internasional, dan merupakan status quo di Selat Taiwan saat ini.
Hanya pemerintah yang dipilih oleh masyarakat Taiwan yang memiliki amanat untuk mewakili 23 juta masyarakat Taiwan dalam sistem PBB dan forum internasional lainnya. Rezim Partai Komunis Tiongkok terus mengacaukan opini publik internasional, dan hal tersebut sangat disesalkan. Niat Tiongkok untuk mengubah status quo di Selat Taiwan secara sepihak adalah ancaman serius terhadap perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional.
Taiwan adalah kekuatan kebajikan dan anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, serta merupakan mitra yang tak terpisahkan dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. MOFA menyeru PBB untuk berhenti mendukung retorika tidak masuk akal yang dilancarkan Tiongkok, dan dengan mempertimbangkan kesejahteraan semua umat manusia, segera mengikutsertakan Taiwan ke dalam sistem PBB.