Dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis surat kabar Jerman "Süddeutsche Zeitung", Menteri Luar Negeri Joseph Wu menjelaskan perang Rusia-Ukraina telah menjadi peringatan bagi dunia, dan memperlihatkan kepada berbagai negara tentang ambisi penguasa otoriter, serta kenyataan bahwa perang dapat terjadi kapan saja.
Rusia sebelumnya telah mencaplok Georgia dan Krimea tanpa banyak perlawanan dari komunitas internasional, sehingga memberikan kesempatan bagi Moskow untuk menginvasi Ukraina. Jika komunitas internasional mengambil pendekatan yang lemah terhadap perluasan kekuasaan otoriter, maka wilayah Indo-Pasifik juga mungkin menghadapi ancaman yang serupa seperti di Eropa.
Wawancara ini telah diterbitkan pada tanggal 20 Oktober dalam bentuk media cetak dan melalui situs resmi surat kabar Süddeutsche Zeitung.
Menlu Joseph Wu memaparkan bahwa Xi Jinping tidak hanya meningkatkan kendali di dalam negeri, tetapi juga menindas minoritas Uighur di Xinjiang dengan dalih keamanan nasional, memasuki ADIZ Taiwan tanpa izin, melewati garis tengah Selat Taiwan, serta melakukan latihan militer di sekitar Taiwan untuk menciptakan ancaman. Tiongkok juga sedang aktif memperluas pengaruhnya di Laut Timur, Laut Selatan, bahkan Samudra Hindia dan Afrika, sehingga konvergensi antara rezim otoriter Tiongkok dan Rusia menjadi semakin mengkhawatirkan.
Ancaman yang ditimbulkan Rusia dapat terlihat dengan sangat jelas, sedangkan Tiongkok mungkin dapat menjadi tantangan terbesar bagi komunitas internasional. Tiongkok berniat dan memiliki kemampuan untuk mengubah tatanan internasional berbasis aturan, seperti melakukan infiltrasi terhadap PBB dan lembaga-lembaga khusus PBB, dan tindakan Tiongkok tersebut telah berhasil mencapai tingkat tertentu. Selain itu, pengaruh Tiongkok di Afrika juga terus meningkat, sehingga Tiongkok menikmati posisi unggul dalam pemungutan suara di organisasi internasional.
Tiongkok telah mengancam Taiwan dengan intimidasi militer, tekanan ekonomi, dan perang kognitif untuk menghancurkan demokrasi Taiwan, memprovokasi konflik sosial dan perlawanan terhadap pemerintah. Ancaman Tiongkok terhadap Taiwan lebih nyata daripada sebelumnya.
Taiwan berdiri di garis depan menghadapi ancaman otoritarianisme Tiongkok, dan ambisi geopolitik negara tersebut tidak terbatas hanya pada Taiwan. Situasi ini semakin menegaskan peran penting Taiwan dalam konstelasi global antara demokrasi dan otoritarianisme. Untuk menekan ambisi Tiongkok dunia harus menaruh perhatian pada Taiwan, dan secara tegas menentang Tiongkok untuk merubah status quo secara sepihak dengan kekerasan.
Menlu Joseph Wu menekankan bahwa melindungi Taiwan adalah tanggung jawab Taiwan. Pemerintah sedang melaksanakan reformasi militer, memperkuat pertahanan sipil, meningkatkan anggaran pertahanan, dan membeli alutsista dari Amerika Serikat untuk mencapai kemandirian pertahanan dan meningkatkan kemampuan perang asimetris.
Menlu Joseph Wu juga menyampaikan bahwa Taiwan adalah salah satu negara di dunia yang menerima serangan disinformasi paling parah. Taiwan sangat berpengalaman menghadapi hal tersebut dan memiliki organisasi masyarakat sipil yang dengan efektif dapat melawan disinformasi. Oleh karena itu, beberapa negara Eropa yang menjadi target serangan disinformasi dari Rusia telah meminta bantuan Taiwan, dan Taiwan telah mengirimkan ahli untuk berbagi pengalaman dan bekerja sama.
Surat kabar "Süddeutsche Zeitung" didirikan pada tahun 1945, berkantor pusat di Munich, dan merupakan salah satu media utama di Jerman. Kelompok pembaca Süddeutsche Zeitung meliputi tokoh-tokoh penting pembuat keputusan di bidang politik dan ekonomi.