Tanggal 26 Mei 2024 Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) mewakili pemerintah dan masyarakat mengucapkan terima kasih atas dukungan teguh terhadap perdamaian dan stabilitas lintas selat yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Kementerian Luar Negeri AS, dan Ketua Bersama Formosa Club.
Presiden Joe Biden kembali menegaskan sikap Amerika Serikat dalam pidato tanggal 25 Mei, dan pada hari yang sama Kementerian Luar Negeri AS mengeluarkan pernyataan serupa untuk mengungkapkan keprihatinan terhadap latihan militer yang dilakukan Tiongkok di Selat Taiwan dan sekitar Taiwan. Latihan militer tersebut dilakukan Tiongkok tiga hari setelah pelantikan Presiden ROC (Taiwan) tanggal 20 Mei.
Menurut pernyataan tersebut, AS dengan tegas mendesak Beijing untuk mengendalikan diri. Memperalat transisi demokratis rutin sebagai alasan untuk melakukan provokasi militer berisiko meningkatkan ketegangan, mengikis norma-norma yang telah menjaga perdamaian dan stabilitas lintas selat selama beberapa dekade, serta merusak keamanan dan kemakmuran regional serta global.
MOFA menyampaikan bahwa perilaku terang-terangan Tiongkok untuk mengintervensi proses demokratis Taiwan melalui intimidasi militer dan pernyataan koersif akan ditolak oleh komunitas internasional. Tindakan semacam itu malah akan menimbulkan kekhawatiran besar di antara negara-negara lain mengenai peran Tiongkok sebagai biang masalah. MOFA mendesak Beijing untuk memulai kembali dialog timbal balik yang saling menghormati.
Selain Amerika Serikat, pernyataan senada juga dikeluarkan pada tanggal 24 Mei oleh Ketua Bersama Formosa Club dari Kanada, Parlemen Eropa, dan beberapa negara Eropa.
Dalam pernyataannya, Ketua Bersama Formosa Club mengucapkan selamat kepada Taiwan atas pelantikan Presiden Lai Ching-te dan Wakil Presiden Hsiao Bi-khim, mengutuk latihan militer Joint Sword-2024A yang dilakukan Tiongkok, serta mendesak Beijing untuk mengendalikan diri dari kegiatan yang dapat meningkatkan ketegangan regional.
Pernyataan ini juga memuji kontribusi Taiwan di bidang kesehatan global dan meminta WHO untuk mempertimbangkan kembali partisipasi Taiwan dalam pertemuan WHA ke-77 demi memprioritaskan kesejahteraan semua orang, tanpa memandang batas-batas geopolitik.