Presiden Lai Ching-te menghadiri pembukaan Halifax Taipei Forum2025, dan mengucapkan terima kasih kepada Halifax International Security Forum atas dukungan kuat mereka terhadap Taiwan, serta karena telah memilih Taiwan sebagai lokasi pertama di luar Amerika Utara untuk mengadakan forum, Kamis, 20 Februari 2025.
Presiden Lai menyampaikan kita menghadapi lanskap global yang kompleks, dan menyeru komunitas internasional untuk mengambil tindakan. Ketika otoritarianisme semakin merajalela, negara-negara demokrasi juga harus mempererat solidaritas. Ia mengajak komunitas internasional untuk menciptakan rantai pasokan global non-merah serta bersatu demi mewujudkan perdamaian. Taiwan akan berupaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan serta bekerja sama dengan mitra-mitra demokrasi untuk membentuk aliansi global dalam industri chip AI demi menyongsong era baru yang cerah.
Saat ini, invasi Rusia ke Ukraina masih terus berlangsung. Rezim otoriter seperti Tiongkok, Rusia, Korea Utara, dan Iran terus memperkuat kekuasaannya. Tiongkok merugikan ekonomi di seluruh dunia melalui praktik dumping-nya, dan kita menghadapi tantangan besar terhadap tatanan ekonomi global, demokrasi, kebebasan, perdamaian, dan stabilitas.
Presiden Lai mengucapkan terima kasih kepada Halifax dan Presiden Peter Van Praagh atas dukungan kuat mereka terhadap Taiwan. Sejak tahun 2018, setiap tahun Taiwan diundang untuk berpartisipasi dalam forum ini. Tahun lalu, mantan Presiden Tsai Ing-wen diundang sebagai pembicara, dan tahun ini, Halifax telah memilih Taiwan sebagai lokasi pertama di luar Amerika Utara untuk menyelenggarakan forum.
Sebagai negara manufaktur semikonduktor utama, Taiwan akan memperkenalkan inisiatif kemitraan rantai pasokan semikonduktor bagi negara-negara demokrasi di dunia; bekerja sama dengan mitra-mitra demokrasi untuk membentuk aliansi global dalam industri chip AI; dan membangun rantai pasokan demokratis bagi bidang-bidang industri yang berkaitan dengan chip mutakhir. Keberhasilan industri semikonduktor Taiwan saat ini adalah hasil dari upaya kolektif. Pemerintah, industri, akademisi, dan lembaga penelitian telah menghadapi berbagai tantangan selama 50 tahun terakhir untuk mempertahankan posisi ini.
Tiongkok belum berhenti mengintimidasi Taiwan secara politik dan militer. Tahun lalu, Tiongkok melancarkan beberapa latihan militer berskala besar di Selat Taiwan. Peningkatan agresi zona abu-abu yang dilakukan Tiongkok kini menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik. Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Taiwan akan mempertahankan status quo. Taiwan tidak akan memicu konflik. Sebaliknya, Taiwan bersedia berdialog dengan Tiongkok berdasarkan prinsip kesetaraan dan martabat, serta berupaya bersama mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.