Wakil Menteri Luar Negeri Wu Chih-chung menyampaikan bahwa Taiwan tengah menghadapi tekanan militer dari Tiongkok yang semakin meningkat dari hari ke hari. Dalam situasi ini, prioritas utama Taiwan adalah mempererat kerja sama dengan negara-negara sahabat seperti Prancis dan negara anggota Uni Eropa lainnya, serta Amerika Serikat, Jepang, dan Kanada.
Kerja sama ini mencakup upaya bersama dalam mempertahankan nilai-nilai demokrasi dan stabilitas kawasan, serta memperkuat kerja sama strategis di sektor-sektor utama seperti semikonduktor untuk menciptakan masa depan yang lebih makmur.
Pernyataan ini disampaikan oleh Wamenlu Wu Chih-chung dalam melakukan wawancara eksklusif melalui konferensi video dengan Darius Rochebin, pembawa acara politik ternama dari saluran berita Prancis, La Chaîne Info (LCI), Rabu, 16 April 2025.
Taiwan dan negara-negara Asia lainnya, setiap hari merasakan langsung tekanan militer dari Tiongkok. Meskipun negara-negara Eropa tidak merasakan ancaman tersebut secara langsung seperti negara-negara Asia, kesadaran akan pentingnya isu ini mulai tumbuh di Eropa. Hal ini terlihat dari langkah beberapa negara besar Eropa, seperti Prancis, Inggris, Italia, dan Jerman, yang telah mengirimkan kapal perang mereka untuk melakukan patroli di kawasan Indo-Pasifik sebagai bentuk perhatian.
Lebih lanjut, Wu Chih-chung menganalisis bahwa Tiongkok belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melampaui Amerika Serikat, strategi utamanya saat ini adalah berupaya membentuk aliansi dengan Eropa guna melemahkan posisi global AS. Tiongkok juga berupaya mencuri teknologi dan pengetahuan industri dari Eropa demi memperkuat kemampuan industri domestiknya, dengan tujuan akhir mengubah tatanan internasional yang ada, dan membangun sistem global yang dipimpin oleh Beijing.
Dalam konteks ini, Wu Chih-chung menegaskan bahwa Tiongkok secara aktif berusaha memecah belah barisan negara-negara demokrasi. Ia menyeru negara-negara Eropa agar tidak memilih jalur pro-Tiongkok, karena hal tersebut justru akan melemahkan solidaritas demokrasi global.
Mengenai hubungan Taiwan-Amerika Serikat, Wu Chih-chung menjelaskan bahwa keberadaan Amerika Serikat yang kuat sangat selaras dengan kepentingan Taiwan. Ia mengungkapkan bahwa Taiwan saat ini sedang menjalin komunikasi intensif dengan AS mengenai isu tarif, dan percaya bahwa kedua belah pihak akan menemukan cara kerja sama yang saling menguntungkan dan efektif.
Terkait strategi “zona abu-abu” yang terus dilancarkan oleh Tiongkok terhadap berbagai negara di dunia, Wu Chih-chung menekankan pentingnya bagi Eropa untuk secara serius mengakui dan menghadapi dampak dari infiltrasi dan aktivitas spionase Tiongkok. Meskipun kekuatan demokrasi terletak pada kebebasan individu, karakter terbuka dari sistem demokratis ini juga kerap dimanfaatkan oleh rezim otoriter sebagai celah untuk menyusup. Oleh karena itu, Wu Chih-chung menegaskan bahwa negara-negara dalam blok demokrasi harus bersikap tegas dan siap untuk menanggapi ancaman tersebut secara menyeluruh.