23/05/2025

Taiwan Today

Politik

Presiden Lai: Taiwan adalah Milik Dunia

21/05/2025
Presiden Lai menegaskan bahwa nilai demokrasi dan prinsip pasar bebas adalah modal utama Taiwan dalam menjalin hubungan internasional, terutama dengan negara-negara mitra demokrasi. Nilai-nilai ini juga menjadi pelindung utama bagi para pelaku usaha Taiwan di luar negeri, serta secara mendasar membedakan antara Taiwan dan rezim otoriter.
Presiden Lai Ching-te menyampaikan pidato peringatan satu tahun masa pemerintahannya, Selasa, 20 Mei 2025. Ia menegaskan bahwa Taiwan kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas global, “Taiwan hari ini adalah Taiwan milik dunia”. Dalam berbagai bidang, mulai dari pengembangan teknologi global, pembagian rantai pasok internasional, perdagangan dan ekonomi dunia, hingga keamanan kawasan, Taiwan memainkan peran strategis yang sangat vital.
 
Presiden Lai mengajak seluruh rakyat untuk tidak gentar menghadapi tantangan dan terus melangkah maju dengan semangat persatuan, serta mengandalkan ketangguhan dan daya juang rakyat Taiwan yang pantang menyerah. Ia menegaskan bahwa transformasi akan terus dilanjutkan, dengan arah yang stabil dan teguh.
  
Presiden Lai mengumumkan pembentukan dana khusus untuk memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Taiwan. Selain itu, ia telah menginstruksikan tim keamanan nasional untuk mulai menyusun rencana menyampaikan briefing situasi strategis penting kepada para ketua partai oposisi. Langkah ini bertujuan untuk mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan politik, dan bekerja sama lintas partai dalam menjaga keamanan dan stabilitas negara.
  
Dalam hal kebijakan lingkungan, pemerintah telah menyusun peta jalan (road map) transisi menuju netralitas karbon. Melalui pendekatan gabungan, yaitu inisiatif dari bawah oleh kementerian dan lembaga terkait, serta koordinasi dari atas oleh Tim Net Zero di bawah Yuan Eksekutif, telah dirumuskan enam sektor utama dengan 20 program unggulan pengurangan emisi. Pemerintah menargetkan alokasi anggaran lebih dari NTD 1 triliun hingga tahun 2030, dan diharapkan mampu mendorong investasi hijau dari sektor swasta hingga mencapai NTD 5 triliun. Langkah ini bertujuan untuk mencapai target pengurangan emisi karbon nasional sebesar 38% (±2%) pada tahun 2035.
Presiden Lai menegaskan bahwa nilai demokrasi dan prinsip pasar bebas adalah modal utama Taiwan dalam menjalin hubungan internasional, terutama dengan negara-negara mitra demokrasi.
Presiden Lai menyoroti kemajuan kualitas udara di Taiwan, di mana konsentrasi rata-rata tahunan PM2.5 telah menurun dari 21,82 (tahun 2015) menjadi 12,8 saat ini. Ia juga menyebutkan bahwa sistem pungutan karbon resmi mulai diterapkan tahun ini, dan pemerintah akan tetap berkomitmen untuk mewujudkan visi Taiwan netral karbon pada tahun 2050 melalui langkah-langkah tegas, strategi fleksibel, dan pendekatan bertahap yang stabil.
  
Pemerintah, telah merumuskan Undang-Undang Khusus Penguatan Ketahanan Nasional dan Keamanan dalam waktu singkat, dengan mengintegrasikan berbagai masukan publik. Anggaran khusus sebesar NTD 410 miliar akan disiapkan dari surplus anggaran negara, untuk mendukung sektor industri, stabilitas ketenagakerjaan, perlindungan rakyat, penguatan ekonomi, dan ketahanan wilayah nasional, agar industri Taiwan tetap berkembang stabil di tengah situasi global yang terus berubah.
  
Presiden Lai menegaskan bahwa nilai demokrasi dan prinsip pasar bebas adalah modal utama Taiwan dalam menjalin hubungan internasional, terutama dengan negara-negara mitra demokrasi. Nilai-nilai ini juga menjadi pelindung utama bagi para pelaku usaha Taiwan di luar negeri, serta secara mendasar membedakan antara Taiwan dan rezim otoriter.
Presiden Lai menyampaikan bahwa demokrasi adalah fondasi kekuatan nasional Taiwan. Dulu, Taiwan adalah negara dengan masa darurat militer terpanjang di dunia. Namun kini, Taiwan telah menjadi mercusuar demokrasi di Asia.
Ia menyatakan bahwa kerja sama jangka panjang Taiwan dengan Amerika Serikat dan negara-negara demokratis lainnya terus berkembang melalui interaksi dan pertukaran yang saling memperkuat. “Antar teman pasti ada perbedaan, tetapi lewat komunikasi dan saling percaya, kita bisa menjadi lebih akrab,” ujarnya. Presiden Lai mengutip ayat Alkitab danmengatakan, “Seperti besi menajamkan besi, demikian juga seorang teman menajamkan temannya.”
  
Menutup pidatonya, Presiden Lai menyampaikan bahwa demokrasi adalah fondasi kekuatan nasional Taiwan. Dulu, Taiwan adalah negara dengan masa darurat militer terpanjang di dunia. Namun kini, Taiwan telah menjadi mercusuar demokrasi di Asia.
  
Ia memberi penghormatan kepada para pejuang generasi terdahulu yang dengan keberanian dan pengorbanan menentang otoritarianisme demi memperjuangkan demokrasi. Kini, generasi muda Taiwan juga menunjukkan semangat yang sama, yaitu berpartisipasi secara aktif, sah, dan konstitusional dalam kehidupan politik dan pembangunan bangsa, menjaga nilai-nilai demokrasi, serta mendorong keberagaman.
  
“Saya percaya,” tegasnya, “tidak ada satu pun rakyat Taiwan yang rela meninggalkan kehidupan dalam kebebasan dan demokrasi, dan tidak akan ada satu pun presiden Taiwan yang bisa mengkhianati nilai-nilai tersebut.”

Terpopuler

Terbaru