Kementerian Luar Negeri (MOFA Taiwan) sedang merancang pendirian pusat organisasi nonpemerintah internasional (INGO) untuk memposisikan Taiwan sebagai pusat INGO di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan ini disampaikan oleh Chiang Zhen-wei, Direktur Jenderal Departemen Urusan Internasional NGO MOFA, Selasa 3 Juni 2025.
Chiang Zhen-wei menjelaskan bahwa MOFA saat ini sedang mencari lokasi yang tepat untuk fasilitas tersebut dan akan menyelenggarakan platform konsultasi dalam waktu dekat. Ia menambahkan, pemerintah akan memperkuat koneksi antara kelompok masyarakat sipil domestik dengan INGO yang membuka cabang di Taiwan guna membangun kemitraan masyarakat sipil regional, meningkatkan pertukaran dengan negara-negara demokratis di dunia, serta mendorong perdamaian regional dan global.
MOFA juga sedang menerapkan sejumlah langkah strategis untuk menarik lebih banyak INGO agar berkantor di Taiwan, termasuk merevisi peraturan agar pemimpin organisasi masyarakat sipil asing dapat mendirikan kantor sebelum memperoleh Alien Resident Certificate (ARC). MOFA telah meluncurkan situs web bilingual untuk NGO dan membentuk layanan informasi terpadu (one-stop contact window), serta menyediakan subsidi untuk biaya awal pendirian kantor dan sewa jangka pendek bagi INGO.
Langkah ini sejalan dengan seruan para perwakilan masyarakat sipil yang ingin menjadikan Taiwan sebagai pusat INGO regional, sebagaimana disampaikan dalam Forum Yushan ke-8 yang diselenggarakan pada bulan Maret lalu di Taipei. Chiang Zhen-wei menambahkan, sejak tahun 2020, lebih dari 10 INGO telah membuka cabang di Taiwan, termasuk Freedom House dan National Democratic Institute yang berkantor pusat di Washington D.C., serta Peace Winds Japan yang berbasis di Hiroshima.
Chiang Zhen-wei juga mengumumkan bahwa akan digelar reuni Duta Muda Taiwan pada 6 Juni di Taipei Guest House. Program ini diluncurkan pada tahun 2009, dan sejak itu telah melibatkan lebih dari 1.800 peserta yang mengunjungi lebih dari 60 negara untuk menjalankan misi pertukaran budaya dan diplomasi publik. Tahun ini, sebanyak 40 duta muda akan dipilih untuk melakukan kunjungan diplomatik ke Kepulauan Marshall, dengan pemberhentian di Hawaii dan Guam pada akhir Agustus, mengusung tema “Diplomasi Penduduk Asli”.