18/06/2025

Taiwan Today

Politik

Delegasi Jurnalis Internasional Berkunjung ke Taiwan, Saksikan Kontribusi Taiwan bagi Dunia

16/06/2025
Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung menjelaskan bahwa Taiwan dalam beberapa tahun terakhir mengedepankan strategi “Diplomasi Komprehensif” yang berlandaskan pada nilai-nilai demokrasi, mendorong kerja sama internasional dan transformasi industri menuju tata kelola berkelanjutan. (CNA)
15 jurnalis dari 12 negara di kawasan Amerika Utara, Eropa, Asia Pasifik, dan Afrika mengunjungi Taiwan dalam program “Delegasi Jurnalis Politik dan Ekonomi I 2025” pada tanggal 19-23 Mei 2025.
 
Dalam kunjungan ini, para jurnalis menghadiri pertemuan media bersama Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung untuk memperingati satu tahun masa jabatannya, serta berdiskusi langsung dengan Wakil Menteri Luar Negeri Wu Chih-chung. Para anggota delegasi juga melakukan kunjungan lapangan ke lembaga-lembaga teknologi dan medis untuk memahami lebih dalam strategi diplomasi komprehensif Taiwan, perkembangan teknologi, pertahanan demokrasi, dan partisipasi internasional Taiwan. 
 
Dalam pertemuan media, Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung menjelaskan bahwa Taiwan dalam beberapa tahun terakhir mengedepankan strategi “Diplomasi Komprehensif” yang berlandaskan pada nilai-nilai demokrasi, mendorong kerja sama internasional dan transformasi industri menuju tata kelola berkelanjutan. Ia juga memaparkan kunjungannya ke Lithuania yang menghasilkan kemitraan investasi bilateral, serta memberikan apresiasi atas tindakan Lithuania untuk tetap mengizinkan pendirian kantor perwakilan Taiwan dengan nama “Taiwan” meski di bawah tekanan politik dari Tiongkok, sebuah wujud dukungan kuat terhadap demokrasi dan kebebasan.
  
Mengenai partisipasi internasional, Menlu Lin Chia-lung menjelaskan bahwa Taiwan selama ini aktif membantu negara-negara mitra dalam pelatihan tenaga medis dan pembangunan sistem kesehatan cerdas. Selama pandemi COVID-19, Taiwan mendonasikan masker dan alat pelindung diri ke berbagai negara sebagai wujud semangat “Taiwan Can Help”. Namun, Taiwan tetap dimarginalisasi dari WHO akibat manipulasi politik oleh Tiongkok yang mendistorsi Resolusi Majelis Umum PBB 2758 untuk menolak partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.
  
Sikap Taiwan ini menjadi sorotan media internasional, seperti Pacnews (Fiji) yang mengangkat judul “Taiwan Sebut Pengecualian Sebagai ‘Penghinaan’, Serukan Keikutsertaan dalam Sidang WHO”. Media seperti Pacific Island Times (Guam) dan Plus Jeden Deň (Slovakia) juga memuji kontribusi Taiwan dalam bantuan medis global. Wakil Menteri Wu Chih-chung menambahkan bahwa Taiwan, yang dahulu pernah menerima bantuan internasional, kini telah memiliki kapasitas untuk membantu negara lain tanpa syarat politik, termasuk bagi negara-negara sahabat diplomatik seperti Eswatini.
  
Terkait isu keamanan dan geopolitik, Wu Chih-chung menekankan bahwa menghadapi tekanan militer dan opini yang dilancarkan Tiongkok, Taiwan mengadopsi strategi “Not Today” (Bukan Hari Ini), yang terdiri atas tiga pilar utama, yaitu memperkuat kemampuan pertahanan nasional secara mandiri; memperdalam kerja sama strategis dengan negara-negara demokratis; dan menonjolkan peran penting Taiwan dalam rantai pasok global.
  
The Daily Maverick (Afrika Selatan) menyoroti pendekatan Taiwan dalam menghadapi potensi agresi, sementara New York Post (AS) mencatat bahwa meskipun Tiongkok mengklaim kedaulatan atas Taiwan, status Taiwan yang bukan anggota PBB dapat membuatnya terisolasi dalam situasi krisis. Media tersebut memperingatkan bahwa dunia harus meningkatkan dukungan terhadap Taiwan demi mencegah terulangnya skenario seperti “Hari ini Ukraina, besok Taiwan”. 
 
Dalam hubungan dengan negara-negara kepulauan Pasifik, Wakil Menteri Wu Chih-chung menyampaikan bahwa Taiwan terus berupaya menjalin kemitraan yang stabil, saling menguntungkan, dan bebas dari syarat politik dengan negara-negara sehaluan di kawasan tersebut. Ia menekankan kerja sama konkret di bidang pariwisata, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur. Wu Chih-chung juga menyoroti upaya Tiongkok menawarkan bantuan keuangan demi mendapatkan dukungan politik, dengan tujuan untuk merusak hubungan yang telah terbangun. Sebaliknya, Taiwan menegaskan bahwa setiap kerja sama harus dilakukan secara transparan dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat lokal.

Terpopuler

Terbaru