23/06/2025

Taiwan Today

Sosial

Warga Amerika Keturunan Vietnam Kunjungi Taiwan Ucapkan Terima Kasih

02/05/2018
Seorang warga Amerika Serikat keturunan Vietnam Thai-Nguyen Dang, mengucapkan terima kasih kepada Huang Tsung-shun, seorang operator yang pernah menyelamatkan nyawanya. (Foto oleh CNA)

Seorang warga Amerika Serikat keturunan Vietnam Thai-Nguyen Dang, mengucapkan terima kasih kepada Huang Tsung-shun, seorang operator yang pernah menyelamatkan nyawanya.

 

40 tahun yang lalu ketika Thai-Nguyen Dang masih duduk di bangku sekolah, ia bersama saudara dan 27 orang teman sekolahnya melarikan diri ketika perang antara Vietnam dan Kamboja berkecamuk. Saat itu kapal yang mereka tumpangi mengalami masalah dan bisa tenggelam sewaktu-waktu, untunglah ada sebuah kapal nelayan Taiwan yang menolong mereka. Masih tersimpan dalam ingatan Thai-Nguyen Dang, ada tulisan Kaohsiung pada kapal tersebut. Pada tanggal 30 April 2018 ia mengunjungi Balai Kota Kaohsiung untuk menyebarkan pengumuman pencarian orang.

 

Melalui pemberitaan media, Huang Tsung-shun operator kapal "Okawa 1" yang sedang bertugas pada saat itu menghubungi Balai Kota Kaohsiung untuk bertemu dengan Thai-Nguyen Dang. Ketika bertemu dengan Huang Tsung-shun, Dang tak kuasa menahan air mata, ia seolah kembali pada momen ketika kapal sedang mengalami situasi darurat di Laut Tiongkok Selatan. Sambil terisak dan menghapus air mata di wajahnya, ia berlutut dan mengucapkan terima kasih kepada Huang Tsung-shun. Huang dengan segera membantunya berdiri dan mengatakan mereka adalah para pengungsi yang bernasib mujur.
 

Huang mengenang kembali masa ketika kapal Okawa 1 dan Okawa 2 berlayar di Laut Tiongkok Selatan, ia melihat sebuah kapal kecil yang terus mendekati dan bersandar pada kapal nelayan, kemudian para pengungsi satu per satu keluar dari kapal kecil naik ke kapal besar, sehingga kapal besar itu mulai kelebihan muatan, tetapi tetap memberi tumpangan kepada mereka.
 

Kapten kapal saat itu, Sung Chin-an, pernah berdiskusi dengan Huang tentang bagaimana menangani masalah tersebut, lalu menghubungi perusahaan kapal. Pihak perusahaan setuju masalah tersebut ditangani oleh kapten kapal. Kapten kapal kemudian membawa mereka ke Singapura dan memberi mereka rakit penyelamat untuk melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya para pengungsi tersebut berlabuh di Tanjung Uban, Kep. Riau, Indonesia.
 

Pihak Balai Kota menemukan bahwa kapten Sung Chin-an sudah meninggal 9 tahun yang lalu. Dang merasa sangat sedih karena tidak sempat mengucapkan terima kasih kepada sang kapten. Ia akan mendirikan sebuah patung agar semua orang tahu kepahlawanan Sung Chin-an, ia juga berjanji akan membantu anggota keluarga Sung Chin-an atau awak kapal lainnya dari permasalahan hidup yang sedang dihadapi. Istri Sung Chin-an mengucapkan terima kasih kepada Dang karena masih mengingat kebaikan suaminya. Dang akan kembali ke Kaohsiung pada bulan Juli nanti untuk mengunjungi istri dan keluarga sung Chin-an, Dang ingin memberitahu anak-anak Sung Chin-an bahwa ayah mereka adalah orang yang berjasa.

 

Ketika istri Sung Chin-an mendengar Thai-Nguyen Dang datang ke Taiwan untuk mengucapkan terima kasih, ia menitipkan pesan untuk disampaikan kepada Thai-Nguyen Dang bahwa Sung Chin-an melalui masa tuanya dengan bahagia.
 

Malam itu, ketika kapal mereka mengalami masalah, para pengungsi menyalakan lampu minyak dan tidak berapa lama kemudian mereka sudah berada di atas kapal Okawa 1 untuk dibawa menuju Singapura.
 

Saat itu banyak negara yang tidak menerima pengungsi, mereka meminta agar kapal nelayan membawa mereka kembali. Kapten Sung Chin-an memberikan mereka rakit penyelamat dan barang-barang kebutuhan lainnya, dan dalam situasi yang gelap gulita ia membantu mereka mendarat. Ketika hendak kembali ke perairan, kapal nelayan tersebut mereka sempat diikuti oleh kapal militer, untung saja tidak terjadi apa-apa.
 

Thai-Nguyen Dang menceritakan rakit penyelamat yang mereka tumpangi kemudian mengalami kebocoran, semua pengungsi pria turun ke air untuk mendorong rakit. Awalnya mereka ingin mendarat di Singapura, namun terseret arus sampai ke Indonesia, ketika mendarat mereka ditanyai di bawah todongan senjata, sambil ketakutan mereka mengangkat kedua tangan untuk menyerahkan diri.
 

Ketika operator kapal Okawa 1, Huang Tsung-shun mendengar kabar tentang kedatangan Thai-Nguyen Dang ke Taiwan, ia menelepon hotline Balai Kota 1999 untuk menyatakan kesediaannya bertemu dengan Thai-Nguyen Dang.

Dalam masa kericuhan politik diplomasi yang sedang dialami Taiwan, kita masih dapat melihat kisah diplomasi antar masyarakat yang telah terbina sejak 40 tahun lalu antara seorang warga Amerika keturunan Vietnam dengan nelayan Taiwan. Kisah ini juga memperlihatkan rasa bersahabat dan kemanusiaan masyarakat Taiwan.


(Sebagian isi berita disadur dari Liberty Times Net dan United Daily News)
 

Terpopuler

Terbaru