29/04/2025

Taiwan Today

Sosial

3 Ilmuwan Penemu Terapi Kanker Raih Tang Prize Kategori Biofarmasetika

20/06/2018
Tang Prize 2018 di bidang Ilmu Biofarmasetika diberikan kepada 3 orang ilmuwan, yaitu Dr. Tony Hunter, Dr. Brian J. Druker, dan Dr. John Mendelsohn atas penelitian yang mereka lakukan dalam mengembangkan terapi untuk penyakit kanker. (Tang Prize)

Tang Prize 2018 di bidang Ilmu Biofarmasetika diberikan kepada 3 orang ilmuwan, yaitu Dr. Tony Hunter, Dr. Brian J. Druker, dan Dr. John Mendelsohn atas penelitian yang mereka lakukan dalam mengembangkan terapi untuk penyakit kanker.

3 orang ilmuwan tersebut telah memberikan kontribusi dengan menunjukkan penggunaan ilmu sains dasar hingga penggunaan klinis dalam terapi untuk mengobati penyakit kanker, bahkan beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara total.

Tony Hunter adalah ilmuwan pertama yang menemukan forforilasi tirosin (tyrosine phosphorylation) yang berperan sangat penting dalam menentukan kesuksesan sebuah terapi kanker. Ia juga menemukan bahwa gen penyebab kanker Src adalah tirosin kinase (TK). Penemuan tersebut menjadi fondasi dan membuka jalan bagi penelitian di bidang Inhibitor Tirosin Kinase hingga 2 dekade berikutnya.

Selanjutnya berdasarkan penemuan Tony Hunter, Brian J. Druker dan John Mendelsohn mengembangkan obat kanker yang telah berhasil digunakan untuk mengobati Leukemia Myelogenous kronis, kanker kolorektal, serta kanker kepala dan leher.

Terapi penyembuhan terfokus (targeted therapy) ini dalam 20 tahun terakhir telah menghasilkan beberapa terobosan, selain untuk pengobatan leukimia, kanker kolorektal, kanker kepala dan leher, kini juga tersedia obat untuk pengobatan kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker hati.

Sebelum tahun 2000, sebagian besar pengobatan kanker adalah dengan menggunakan kemoterapi, dan hasilnya juga tidak maksimal. Setelah tahun 2000, apabila mutasi gen penyebab kanker ditemukan, maka dapat diobati dengan terapi pengobatan terfokus untuk memutus rantai informasi selular yang menyebabkan benjolan atau tumor, dengan demikian sel kanker akan mati. Metode ini dapat meningkatkan efektivitas pengobatan dan menjadi sebuah dorongan semangat bagi para dokter.

Anggota Academia Sinica yang juga bertindak sebagai ketua dewan penyeleksi, Chang Wen-chang, mengatakan Tang Prize untuk kategori Biofarmasetika diberikan kepada penelitian yang memiliki dasar dan berhasil mengembangkan obat yang efektif.

Anggota Academia Sinica, Yang Pan-chyr, ketika menghadiri acara pengumuman pemenang mengatakan kepada para wartawan bahwa rancangan awal Tang Prize adalah penghargaan untuk bidang bioteknologi, kedokteran dan farmasi, sehingga memiliki perbedaan dengan Hadiah Nobel. Penilaian utama tidak hanya terdapat pada terobosan di bidang penelitian dasar, tetapi hasil penelitian tersebut juga harus dapat digunakan pada pasien demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.

Anggota Academia Sinica, Kung Hsing-jien, mengatakan pengembangan obat membutuhkan proses yang sangat panjang. Pemenang Tang Prize tahun ini telah menemukan mekanisme pengobatan tersebut sejak tahun 1980, kemudian penelitian dan penyempurnaan terus dilakukan hingga akhirnya berhasil dipasarkan pada tahun 1998. Ia mengatakan, "Dalam proses penelitian ilmuwan tidak boleh terburu-buru, dan tidak boleh berpikiran pendek, dengan demikian hasil penelitian baru dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat."

CEO Tang Prize Foundation, Chern Jenn-chuan, mengungkapkan setelah dilaksanakan selama 3 tahun, Tang Prize untuk kategori biofarmasetika telah diberikan kepada para ilmuwan di bidang ilmu pengobatan yang aktual dan terus berkembang, seperti imunoterapi, rekayasa genetika (genome editing) dan terapi pengobatan kanker terfokus. Hadiah Nobel berfokus pada ilmu sains dasar, sedangkan Tang Prize mensyaratkan proses dan pengembangan.

Tahun lalu setelah Hadiah Nobel bidang kedokteran diumumkan, Tang Prize Foundation mengumumkan bahwa Tang Prize dan Hadiah Nobel memiliki perbedaan karakteristik yang saling melengkapi. Tahun 2017, Hadiah Nobel di bidang kedokteran diberikan kepada 3 orang ilmuwan penemu pengontrolan mekanisme molekuler jam biologis, namun penemuan mereka belum memasuki tahap pengembangan biofarmasetika atau pengobatan medis, sehingga masih sulit untuk menjadi kandidat penerima Tang Prize.

 

Terpopuler

Terbaru