28/04/2025

Taiwan Today

Sosial

Bendera ROC Antar Pensiunan Tentara Inggris PD II ke Peristirahatan Terakhir

17/09/2018
Di masa tuanya, Gerald Fitzpatrick masih berupaya untuk meluruskan fakta-fakta sejarah yang terjadi saat peperangan di Myanmar dengan menulis buku. (CNA)

Seorang pensiunan kapten tentara Inggris pada masa perang dunia kedua yang pernah diselamatkan oleh tentara ROC, Gerald Fitzpatrick, meninggal dunia di usia 99 tahun pada tanggal 27 Agustus 2018 yang lalu. Sebelum meninggal ia pernah berpesan agar kelak peti jenazahnya diselimuti oleh bendera ROC.

Gerald Fitzpatrick lahir pada tanggal 10 Agustus 1919 di Leeds, Inggris. Ia dibesarkan di sebuah keluarga tentara. Ayah Gerald adalah seorang prajurit infateri yang pernah berperang dalam perang dunia pertama. Ketika masih remaja, Gerald pernah mempelajari teknik mesin hidrolik selama 5 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan tim insinyur prajurit Kerajaan Inggris. Saat itu ia baru berusia 12 tahun.

Pada tahun 1942 ketika perang dunia kedua berkecamuk, tentara Inggris yang saat itu sedang berada di Myanmar diserang oleh tentara Jepang. Ketika itu, pasukan ROC (Chinese Expeditionary Army) dibawah pimpinan Jenderal Sun Li-jen yang hanya berjumlah beberapa ratus prajurit berhasil memukul mundur ribuan pasukan Jepang dan menyelamatkan tentara Inggris. Peristiwa ini dikenal sebagai "The Battle of Yenangyaung", dan Gerald Fitzpatrick adalah salah satu dari tentara Inggris yang terselamatkan saat itu.

Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada pasukan ROC, Gerald menuangkan kisah penyelamatan tersebut ke dalam sebuah buku yang ia beri judul "Chinese save Brits-In Burma: Battle of Yenangyaung". Di atas sampul halaman depan tercetak lambang negara ROC dan simbol Kementerian Pertahanan ROC.

Pada tahun 2013, Gerald Fitzpatrick yang saat itu telah berusia 94 tahun menerima undangan untuk mengunjungi Taiwan. Ia mengenang kembali peristiwa yang terjadi pada tanggal 5 Maret 1942 ketika ia bergabung dengan pasukan Inggris di Myanmar. Saat itu mereka telah bertempur selama 3 minggu dan kewalahan. Kira-kira 11 hari sebelum terjadi pertempuran Yenangyaung, pasukan Inggris yang awalnya berjumlah 500 orang hanya tersisa 120 orang.

Yenangyaung adalah sebuah ladang minyak yang terletak di bagian tengah Myanmar. Bersama rekan-rekan prajurit lainnya, Gerald bertekad untuk mengerahkan segenap anggota pasukan yang tersisa untuk bergerak menuju utara menerobos penjagaan tentara Jepang. Ketika mereka memasuki area tersebut, tidak didapati seorang prajurit pun yang sedang berjaga, namun tiba-tiba mereka menyadari bahwa mereka sudah dikepung oleh tentara Jepang.

Di saat itulah mereka menerima pesan bahwa pasukan ROC sedang mengirimkan bantuan. Gerald mengatakan, "Saya hampir tidak percaya dengan apa yang saya lihat", sebanyak 500-600 tentara ROC menerobos tanah berpasir dan medan terjal ke arah selatan untuk melawan tentara Jepang. "Saya melihat dengan jelas ketika tentara ROC tiba di medan pertempuran, cara mereka berbaris dan teknik pertempuran mereka, harus Anda saksikan sendiri untuk dapat menuturkan kisah bersejarah ini", ujar Gerald.

Gerald Fitzpatrick adalah tokoh yang sangat dihormati oleh Kementerian Pertahanan ROC. Dalam perayaan Hari Nasional yang diselenggarakan oleh kantor perwakilan di Inggris, Gerald selalu hadir sebagai tamu kehormatan.

Di masa tuanya, Gerald Fitzpatrick masih berupaya untuk meluruskan fakta-fakta sejarah yang terjadi saat peperangan di Myanmar dengan menulis buku. Ia juga menulis surat kepada Kementerian Luar Negeri Inggris untuk mendorong pemerintah Inggris mengakui kontribusi dan keberanian tentara ROC dalam peperangan di Yenangyaung pada tahun 1942.

 

Terpopuler

Terbaru