Menurut statistik, sekitar separuh dari masyarakat Taiwan memiliki "gen susah gemuk", atau dengan kata lain memiliki kemampuan untuk mengubah lebih banyak gula darah menjadi glikogen dibandingkan orang pada umumnya, sehingga berat badan tidak bertambah walaupun telah mengonsumsi banyak makanan dan sedikit berolahraga. Penelitian ini dilakukan oleh Dr Shen Chen-yang, Kepala Taiwan Epidemiology Association (TEA) yang juga menjabat sebagai profesor di Institute of Biomedical Sciences Academia Sinica. Dr Shen bersama tim ilmuwan telah menganalisa gen dari 10 ribu sampel darah dan pola hidup masyarakat Taiwan. Mereka menemukan orang yang memiliki mutasi gen DOK5 memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan orang kebanyakan.
Gen DOK5 dapat mempengaruhi penyampaian sinyal insulin. Ketika gen tersebut mengalami mutasi, sensitifitas insulin akan menjadi lebih rendah dan mengurangi kemampuan sel dalam tubuh untuk menyerap gula darah, sehingga gula darah yang pada awalnya dapat diubah menjadi lemak kini diubah menjadi glikogen.
Formosa Plastics Group dan TEA saat ini tengah bekerja sama untuk melakukan penelitian di bidang "Faktor Utama Penyebab Penyakit Mematikan dan Peningkatan Kesehatan dalam Masyarakat".
Dalam penelitian tersebut ditemukan, orang yang mengalami mutasi gen DOK5 memiliki indeks masa tubuh (Body Mass Index, BMI) 41% lebih rendah dibanding orang normal, walaupun mereka tidak memiliki gaya hidup aktif dan sering mengonsumsi makanan berat di malam hari. Di Taiwan, orang dengan kondisi seperti ini diperkirakan mencapai separuh dari jumlah penduduk. Namun begitu, penelitian lebih lanjut masih harus dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari segmen masyarakat tersebut.
Jika Anda tidak memiliki mutasi gen DOK5, tidak perlu khawatir. Anda tetap bisa mengurangi risiko naik berat badan sebesar 15% dengan mengurangi makan di luar, tidak mengonsumsi makanan berat di malam hari, dan berolahraga. Meskipun demikian, orang yang memiliki mutasi gen DOK5 tetap dapat mengalami kenaikan berat badan jika mengonsumsi makanan tanpa mengontrol diri.
Dari hasil penelitian pola hidup ditemukan bahwa orang bertubuh gemuk yang tidak mengontrol berat badan dan gemar mengonsumsi makanan berat di malam hari, semuanya memiliki BMI lebih besar atau sama dengan 24 dengan gen DOK5 normal, sedangkan orang dengan pola hidup yang sama namun memiliki BMI lebih kecil dari 24 semuanya memiliki mutasi gen DOK5.
Dr. Shen mengatakan jika Anda tidak memiliki waktu untuk berolahraga, Anda dapat mencoba melakukan 4 gerakan sederhana berikut ini 3-4 kali seminggu, yaitu "Jumping Jack" (gerakan melompat dengan tangan di atas kepala dan kaki membuka atau menutup); Gerakan Tangan Menyentuh Lutut (kedua telapak tangan menghadap ke bawah, diletakkan di depan dada, kedua kaki dinaikkan secara bergantian hingga lutut menyentuh telapak tangan); Latihan "Plank" (posisi tubuh seperti push-up, kedua lengan bertumpu di lantai, kaki dibuka seluas bahu, tubuh lurus membentuk garis horisontal sejajar dengan lantai, lalu gunakan otot perut dan paha untuk menahan tubuh anda mengambang tanpa menyentuh lantai); "Russian Twist" (gerakan duduk di lantai, kaki dirapatkan dan tumit menyentuh lantai, tubuh membentuk huruf V, kemudian bagian tubuh atas memutar ke kiri dan kanan). Gerakan-gerakan ini dapat membantu meningkatkan daya tahan paru-paru, melatih otot paha, menguatkan otot inti (core muscles), melatih otot perut, dan meningkatkan fleksibilitas tulang belakang.
Selain itu, Dr. Shen juga menganjurkan latihan "TABATA" bagi Anda yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga. Latihan TABATA adalah jenis latihan fisik intensitas tinggi yang dilakukan sebanyak 8 putaran, dalam setiap putaran Anda memiliki waktu 4 menit untuk berolah raga dengan interval 20 detik latihan fisik 10 detik istirahat. Dalam sebuah percobaan, 46 orang ilmuwan Academia Sinica setiap hari melakukan latihan TABATA selama 2 bulan pada jam makan siang, dan hasilnya BMI mereka turun hingga 1,06%. Seseorang di antara mereka bahkan berhasil menurunkan BMI hingga 3% dan berat badan turun sebanyak 4 kg.