Dua orang pianis asal Taiwan, Lee Shang-hsuan dan Wang Weija Vega, berhasil merebut 1 medali emas dan 1 medali perak, dalam babak final Kompetisi Piano Internasional untuk Penyandang Cacat ke-4 yang diselenggarakan di Baruch College, New York pada tanggal 4 Desember 2018. Perlombaan internasional ini diikuti oleh 35 peserta penyandang tunanetra, tunadaksa dan autisme dari 16 negara. Tahun ini Taiwan mengirimkan 8 orang peserta untuk turut berkompetisi.
Lee Shang-hsuan yang lahir pada tahun 1988 dinyatakan mengidap autis ketika menginjak usia 3 tahun. Lee mengalami kesulitan berbicara, namun memiliki daya ingat dan kemampuan musikalitas yang sangat baik. Ia mulai belajar piano sejak berada di rumah perawatan untuk anak berkebutuhan khusus, dan seiring berjalannya waktu, Lee Shang-hsuan mulai diakui di dunia pertunjukkan seni musik. Pada bulan November 2013, ia berhasil meraih juara pertama dalam Kompetisi Internasional Piano untuk Penyandang Cacat ke-3 di Vienna, dan pernah diundang untuk tampil dalam konser musik tahunan serta jamuan kenegaraan di Istana Kepresidenan.
Peraih medali perak dalam kompetisi tahun ini, Wang Weija Vega, juga merupakan seorang penyandang autisme. Ia dilahirkan prematur dan sejak balita memiliki kesulitan untuk berbicara dan memusatkan perhatian, sehingga dalam proses belajar di sekolah, ia sering kali tidak dapat mengikuti materi yang disampaikan. Walaupun banyak menghadapi kendala, namun di bawah bimbingan orang tua dan guru, Wang Weija Vega mulai memperlihatkan bakat dan talenta musik yang dimilikinya. Ia berhasil memenangkan berbagai kompetisi di dalam dan luar negeri, menggelar pertunjukkan di teater nasional, dan bergabung dengan Ju Percussion Group.
Kompetisi Piano Internasional untuk Penyandang Cacat adalah sebuah perlombaan yang digelar 4 tahun sekali. Lee Shang-hsuan dan Wang Weija Vega telah berhasil mewakili Taiwan, mengibarkan bendera nasional dan mengharumkan nama bangsa di panggung dunia.