Pada tanggal 8 Juni 2019 yang lalu, seorang wisatawan menemukan ulat “Fall Armyworm” (hama berbahaya dari spesies Lepidoptera) pada sebuah ladang jagung di Kabupaten Miaoli. Ulat fall armyworm (Spodoptera frugiperda) adalah hama ulat berbahaya yang telah memakan habis hasil pertanian berbagai propinsi di Tiongkok, dan temuan ini adalah kasus ulat fall armyworm pertama yang terjadi di Taiwan.
Juru bicara Dewan Pertanian (COA) menjelaskan kemunculan hama ulat fall armyworm di Taiwan adalah karena terbawa tiupan angin barat daya dari Tiongkok, dan ulat generasi pertama ini harus segera dibasmi sebelum menimbulkan wabah yang lebih merepotkan dari wabah flu burung. COA memperkirakan langkah pembasmian hama akan dilakukan dalam kurun waktu dua sampai tiga minggu setelah berita ini diturunkan.
Ulat fall armyworm adalah hama berbahaya karena bisa menyerang tumbuhan suku padi-padian (Graminae) dengan sangat cepat, dan bisa mengurangi hasil produksi hingga 30 persen. Jenis tumbuhan yang rawan serangan ulat fall armyworm adalah gandum, jagung, sorgum, dan padi. Jika hama tersebut sampai menyebar, diperkirakan 45 persen dari luas wilayah persawahan Taiwan akan terkena dampak.
Menanggapi hal tersebut, instansi terkait telah mendirikan 500 stasiun pemeriksaan feromon di berbagai bandara dan pelabuhan. Apabila produk pertanian yang memasuki perbatasan ditemukan mengandung hama ulat, maka produk tersebut harus dipisahkan, dan dimusnahkan. Produk yang dimusnahkan akan mendapat kompensasi dari pemerintah.
Hama ulat fall armyworm yang saat ini ditemukan, rata-rata masih berupa larva, oleh karena itu langkah pemberantasan hama harus segera dilakukan, sebelum ulat generasi pertama ini tumbuh menjadi ulat dewasa dan mulai menyebar.
Ulat fall armyworm yang telah menjadi serangga dewasa bisa terbang dan berkembang biak, sekali bertelur seekor serangga fall armyworm bisa mengeluarkan 2.000 butir telur ulat, dan mulai dari menetas hingga menjadi serangga dewasa hanya diperlukan waktu 30 hari. Serangga dewasa bisa terbang hingga 100 kilometer, dan bila terbawa angin bisa mencapai jarak lebih dari 200 kilometer.
Serangga fall armyworm yang terbang dari Tiongkok biasanya menyerang tanaman jagung, sedangkan serangga fall armyworm dari Vietnam biasanya menyerang tanaman padi. Pihak COA memperkirakan ulat fall armyworm yang ditemukan saat ini terbawa angin sekitar 20-30 hari yang lalu, sehingga dua sampai tiga minggu ini adalah waktu yang sangat krusial untuk melakukan pembasmian.
Ulat fall armyworm berasal dari benua Amerika yang memiliki iklim tropis dan subtropis. Tahun 2016, hama ulat tersebut mulai menyebar ke benua Afrika, hingga akhirnya sampai ke benua Asia, dan India pada tahun 2017. Dan tahun ini, hama ulat fall armyworm ditemukan telah mengakibatkan kerusakan hebat di Tiongkok.
Sejak tahun 2004, COA telah memasukan hama ulat fall armyworm ke dalam kategori hama berbahaya yang harus dikarantina. Di kawasan Asia, hama ulat ini telah menyerang Tiongkok, India, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, Yaman dan Indonesia.
Saat ini Taiwan memiliki sekitar 30 ribu hektar ladang jagung manis dan ladang jagung untuk pakan ternak yang sedang dalam proses pemantauan. Kepala Biro Karantina dan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tanaman COA, Feng Hai-tung, telah berangkat ke Kinmen untuk melakukan investigasi terhadap 2.000 hektar ladang sorgum (bahan baku arak Kaoliang) dan 1.000 hektar ladang gandum, sekaligus memastikan bahwa langkah antisipasi sudah dilakukan dengan tepat. Dari 500 stasiun pemeriksaan feromon yang didirikan, 20 di antaranya ditempatkan di Kinmen.
Pulau Kinmen terletak berdekatan dengan Tiongkok, sehingga langkah antisipasi di wilayah tersebut harus ditingkatkan. Walaupun di Pulau Kinmen tidak terdapat ladang jagung, tetapi ketika ulat fall armyworm tidak menemukan makanan, hama tersebut dapat menyerang tumbuhan padi-padian yang lain, termasuk sorgum dan gandum.
Ulat fall armyworm termasuk ke dalam suku Noctuidae, dan memiliki karakteristik kepala berbentuk huruf “Y” terbalik, dan empat buah bintik di bagian punggung.