Taiwan Society of Pulmonary and Critical Care Medicine memperkirakan di antara 100 ribu orang Taiwan terdapat 6,4 orang yang menderita penyakit Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF). IPF adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada organ, dan mengakibatkan paru-paru menjadi kaku (fibrosis), sehingga penderita kesulitan bernafas. Saat ini penyebab utama IPF masih belum ditemukan.
Gejala yang ditimbulkan oleh IPF mirip dengan penyakit paru-paru lainnya, sehingga sering terjadi salah diagnosis, dan ketika penyakit yang sebenarnya telah terdeteksi, biasanya kondisi pasien sudah berada dalam tahap yang sangat kritis. Rata-rata harapan hidup pasien penderita IPF adalah sekitar satu tahun.
Profesor Fu Yu-show dari National Yang Ming University mengatakan polusi dan pencemaran udara yang terjadi telah menyebabkan angka kematian jumlah penderita IPF meningkat. Gejala yang dialami pasien di antaranya adalah peradangan dan pengerasan. Oleh karena itu, tindakan pengobatan pertama yang harus dilakukan adalah mencegah kondisi pasien semakin memburuk, kemudian baru mengambil tindakan penyembuhan.
Tim dokter dari National Yang Ming University, Taipei Veterans General Hospital, dan Kaohsiung Veterans General Hospital telah melakukan penelitian selama tiga tahun, hingga akhirnya menemukan bahwa sel punca mesenkimal (mesenchymal stem cell), dapat menghentikan peradangan, dan mengaktifkan makrofaga (sel pada jaringan yang berasal dari sel darah putih) untuk menyembuhkan luka pada jaringan, memulihkan sel paru-paru, serta mengubah jaringan yang tadinya mengeras menjadi jaringan elastis kembali.
Tim dokter tersebut telah melakukan percobaan pada tikus, dan menemukan bahwa organ paru-paru tikus yang tadinya sudah mengecil secara keseluruhan, terlihat mulai pulih hanya dalam waktu tujuh hari, dan dalam waktu satu bulan fungsi paru-paru sudah normal kembali.
Hasil pengamatan tim dokter memperlihatkan tingkat saturasi oksigen dalam arteri pada tikus normal adalah sebesar 90%, sementara pada tikus fibrosis fungsi paru-paru tersebut turun hingga 80%. Setelah dilakukan pengobatan dengan metode sel punca mesenkimal dosis kecil, fungsi paru-paru tikus naik hingga 85%, dan jika dosis tersebut ditambah, fungsi paru-paru tikus naik hingga 93%.
Walaupun metode ini baru sampai pada tahap pengujian di tubuh tikus, tetapi penemuan ini merupakan sebuah harapan baru bagi pasien IPF yang selama ini hanya dapat bergantung pada obat untuk meringankan gejala fibrosis pada paru-paru. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal internasional “Theranostic”, dan tim dokter akan terus melakukan penelitian lanjutan, termasuk uji coba pada tubuh manusia.