Untuk memperkuat kerja sama perlindungan kualitas udara antara Taiwan dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Kementerian Lingkungan Hidup Taiwan (MOENV) bekerja sama dengan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyelenggarakan Program Peningkatan Kualitas Udara di Asia Selatan dan Asia Tenggara (SSEA-AIR), Senin, 9 September 2024.
Program ini mengundang 9 pejabat pemerintah dan akademisi dari 5 negara, yaitu Mongolia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, untuk berpartisipasi dalam pertukaran strategi pengendalian pencemaran udara di Taiwan. Kegiatan ini dibuka oleh Menteri Lingkungan Hidup, Peng Chi-ming, dan pakar kualitas udara dari EPA AS, Justin Speillo.
Kementerian Lingkungan Hidup akan memaparkan pengalaman pengendalian kualitas udara di Taiwan selaras dengan isu-isu yang diminati oleh masing-masing negara, serta mengatur kunjungan lapangan untuk melakukan pertukaran teknologi secara langsung, dan memperkuat kerja sama internasional.
Kementerian Lingkungan Hidup (MOENV) menjelaskan bahwa kegiatan pertukaran internasional kali ini berlangsung selama 5 hari, dan negara-negara peserta akan saling berbagi strategi pengendalian polusi udara yang sedang mereka terapkan. EPA AS juga akan memaparkan berbagai isu lingkungan melalui pertemuan fisik dan virtual, termasuk peta asap kebakaran, pelatihan program sains standar kualitas udara nasional, dan penetapan standar kualitas udara, yang dapat dimanfaatkan oleh negara-negara lain sebagai bahan pembelajaran dan penelitian untuk merumuskan strategi pengendalian polusi udara. Diharapkan bahwa penggunaan peralatan teknologi ini akan meningkatkan efektivitas dalam pengendalian polusi udara.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Lingkungan Hidup (MOENV) telah mencapai hasil yang signifikan dalam meningkatkan kualitas udara dan mengendalikan polusi udara, dan secara bertahap terus mendorong berbagai strategi pengendalian dan penetapan ketentuan.
Pada kesempatan ini, Taiwan juga akan berbagi pengalaman mengenai isu-isu yang diminati oleh berbagai negara, seperti sumber pendanaan untuk peningkatan kualitas udara, tujuan program pencegahan polusi udara tahap kedua, pemantauan real-time sumber polusi tetap, pengelolaan emisi sumber polusi bergerak, regulasi teknologi di sektor konstruksi, label kualitas udara dalam ruangan, serta perancangan undang-undang terkait.
Kunjungan lapangan juga akan diatur ke berbagai lokasi untuk menunjukkan metode pengawasan cerdas di lokasi konstruksi, pemeriksaan sumber polusi bergerak, dan inspeksi, sehingga para peserta dapat sepenuhnya memahami upaya dan pencapaian Taiwan dalam pengendalian polusi udara.
Melalui kegiatan pertukaran ini, diharapkan para peserta dapat saling belajar dan mempererat kerja sama internasional, menciptakan model kerja sama yang saling menguntungkan dalam pengendalian polusi udara di kawasan Asia, serta mempercepat perbaikan kualitas udara.