Kementerian Lingkungan Hidup (MOENV) mengadakan konferensi pers "Tahun Awal Keberlanjutan dan Pengurangan Plastik di Industri Penginapan", Selasa, 24 Desember 2024. Dalam acara tersebut, diumumkan bahwa mulai 1 Januari 2025, aturan baru tentang pembatasan penggunaan barang sekali pakai di sektor industri penginapan akan mulai diberlakukan. Pemerintah juga akan memberikan subsidi untuk membantu pelaku usaha secara bertahap mengurangi penggunaan botol air plastik, dengan tujuan mengurangi limbah plastik dari sumber utamanya, memperbaiki lingkungan, dan mendukung target pengurangan emisi karbon.
Kementerian Lingkungan Hidup (MORNV) menjelaskan bahwa mulai 1 Januari 2025, hotel dan penginapan seperti rumah tinggal (homestay) tidak lagi diperbolehkan menyediakan perlengkapan kebersihan pribadi, dan harus mengubah cara penyediaan perlengkapan tersebut. Aturan baru ini mewajibkan penginapan mengganti botol kecil (di bawah 180 ml) seperti sampo, kondisioner, sabun mandi, dan pelembab dengan kemasan besar. Selain itu, barang seperti sisir, sikat gigi, pasta gigi, pisau cukur, busa cukur, dan penutup kepala mandi tidak boleh disediakan secara langsung (oleh inisiatif pihak penyedia jasa penginapan), melainkan mendorong tamu untuk membawa perlengkapan sendiri.
Menteri Lingkungan Hidup, Peng Chi-ming, menegaskan bahwa kebijakan ini bukan hanya untuk menanggapi kebutuhan global akan pengurangan karbon dan plastik, tetapi juga sejalan dengan prinsip keberlanjutan Olimpiade Paris. Nantinya, penginapan yang dipilih oleh pegawai negeri sipil untuk kebutuhan perjalanan dinas juga diharapkan memenuhi standar ramah lingkungan.
Untuk membantu pelaku usaha beradaptasi dan mengedukasi konsumen, selama masa transisi, pemerintah daerah telah memberikan bimbingan langsung lebih dari 2.500 kali dan mengadakan lebih dari 50 seminar sosialisasi. Berbagai kegiatan dan kampanye juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, seperti memanfaatkan festival budaya lokal dan acara besar untuk memperkenalkan kebijakan pengurangan plastik. Selain itu, promosi juga dilakukan melalui media sosial, radio, stasiun kereta, bandara, jalur kereta api, MRT, serta tayangan video di dalam taksi dan pameran wisata internasional.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi 460 juta kemasan kecil produk penginapan, setara dengan 2.100 ton plastik, dan mengurangi emisi karbon hingga 2.500 ton.
Wakil Direktur Badan Pariwisata Kementerian Transportasi, Lin Hsin-jen, juga menekankan bahwa pemerintah terus mempromosikan pariwisata ramah lingkungan ke pasar internasional. Konsep ini telah lama diterima di negara-negara Eropa dan Amerika, tetapi konsep ini baru mulai mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir di Asia. Selanjutnya, pemerintah akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mempromosikan pariwisata hijau, mengintegrasikan konsep ramah lingkungan ke dalam karakteristik pariwisata Taiwan.
Tahun depan, pemerintah juga akan menyediakan subsidi bagi pelaku industri penginapan yang mengajukan sertifikasi ramah lingkungan dan keberlanjutan, mendorong mereka untuk berkontribusi bagi pariwisata berkelanjutan, dengan tujuan menjadikan Taiwan sebagai salah satu destinasi utama pariwisata hijau dunia.