Presiden Lai Ching-te menghadiri pembukaan lokakarya Kerangka Kerja Sama dan Pelatihan Global (GCTF) tentang Pembangunan, Kesiapan, dan Respons Ketahanan Masyarakat secara Menyeluruh, Selasa, 4 Maret 2025.
Dalam pidatonya, Presiden Lai menyampaikan bahwa dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan yang terus bermunculan, seperti perubahan iklim ekstrem, pandemi, dan krisis energi. Selain itu, ekspansi otoritarianisme juga menjadi ancaman serius bagi negara-negara yang mencintai kebebasan. Tantangan-tantangan ini tidak mengenal batas negara dan tidak dapat diatasi oleh satu negara saja. Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Taiwan memiliki kapasitas dan keinginan untuk berkontribusi lebih banyak bagi demokrasi, perdamaian, dan kemakmuran dunia.
Melalui platform GCTF, Taiwan ingin berbagi pengalaman dengan dunia dan terus memperkuat kerja sama dengan lebih banyak negara untuk menghadapi berbagai tantangan.
Presiden Lai menegaskan bahwa selanjutnya, Taiwan akan terus mengimplementasikan tiga langkah utama, yaitu mengintegrasikan kekuatan di tingkat pusat dan daerah untuk memperkuat ketahanan sosial secara menyeluruh; memperkuat kapasitas seluruh masyarakat dalam menghadapi bencana; memanfaatkan keunggulan Taiwan untuk berkontribusi kepada komunitas internasional.
Melalui langkah-langkah ini, Taiwan ingin menunjukkan komitmen dalam membangun ketahanan yang lebih kuat kepada dunia, serta berharap dapat mempererat kerja sama dengan negara-negara lain demi stabilitas dan kemakmuran global.
Lokakarya kali ini membahas berbagai aspek ketahanan sosial, seperti pembentukan kesadaran bersama dan struktur komando, pelatihan serta pemanfaatan sumber daya masyarakat, pengelolaan dan distribusi strategis barang-barang kebutuhan vital, pemeliharaan infrastruktur energi dan fasilitas-fasilitas penting, kesiapan layanan sosial, medis, serta tempat evakuasi, dan keamanan jaringan komunikasi, transportasi, dan keuangan.
Pimpinan perusahaan multinasional juga diundang untuk memaparkan pengalaman mereka dalam perencanaan kesiapan dan respons terhadap situasi darurat. Sebagai bagian dari acara, tamu-tamu peserta lokakarya dari mancanegara dibawa untuk mengunjungi Pusat Pelatihan Pemadam Kebakaran Kementerian Dalam Negeri (MOI) di Kabupaten Nantou untuk melihat langsung bagaimana Taiwan melatih tenaga pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana.
Lokakarya ini berfokus pada enam isu utama, yaitu Pembangunan kesadaran ketahanan sosial; Pelatihan dan pemanfaatan sumber daya masyarakat; Manajemen dan distribusi barang strategis; Pemeliharaan infrastruktur energi dan fasilitas penting; Kesiapan layanan sosial, medis, dan tempat evakuasi; Keamanan jaringan komunikasi, transportasi, dan keuangan.
Selain itu, acara ini juga menghadirkan perusahaan multinasional untuk berbagi strategi kesiapan mereka dalam menghadapi krisis. Melalui pertukaran pengalaman lintas negara, diharapkan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta dalam menghadapi bencana dan krisis dapat semakin ditingkatkan.
Menteri Dalam Negeri Liu Shih-fang mengucapkan terima kasih kepada para tamu internasional yang berpartisipasi dalam lokakarya inni. Ia menegaskan bahwa sebagai bagian dari komunitas demokrasi global, Taiwan sangat menyambut baik kehadiran mitra-mitra internasional untuk berbagi pengalaman. Ia juga menggarisbawahi bahwa Taiwan dengan serius mendengarkan berbagai rekomendasi dan masukan dari para ahli, kehadiran mereka memiliki makna yang sangat penting bagi Taiwan.
Kementerian Dalam Negeri (MOI) lebih lanjut menjelaskan bahwa keberhasilan penyelenggaraan lokakarya ini mencerminkan kontribusi aktif Taiwan dalam bidang kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana serta pengaruhnya di tingkat internasional. Di sampint itu, hal ini juga menunjukkan meningkatnya perhatian global terhadap isu ketahanan masyarakat.
Selanjutnya Kementerian Dalam Negeri (MOI) akan terus mempererat kerja sama internasional, memperkuat sistem kesiapsiagaan bencana, dan bekerja sama dengan mitra global untuk meningkatkan ketahanan sosial secara kolektif.