27/12/2024

Taiwan Today

Politik

Anggota Parlemen Swedia: Demokrasi di Taiwan adalah Teladan bagi Masyarakat Tiongkok

13/04/2022
Boriana Aberg, menyampaikan selain menjadi inspirasi dan teladan, Taiwan juga menjadi ancaman bagi rezim komunis di Tiongkok. Rezim komunis tersebut sangat takut terhadap apa pun yang dapat memberikan kebebasan kepada masyarakatnya, kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, dan kebebasan pers. (Foto oleh Kantor Istana Kepresidenan)
Pada tanggal 12 April 2022, Presiden Tsai Ing-wen melakukan pertemuan dengan delegasi anggota Parlemen Swedia dan Eropa yang saat ini sedang berkunjung ke Taiwan melalui konferensi video.
 
Presiden Tsai mengucapkan terima kasih kepada para anggota parlemen atas perhatian yang telah mereka sampaikan mengenai isu-isu yang berkaitan dengan Taiwan, serta atas upaya dalam memajukan hubungan bilateral, pertukaran dan kerja sama antara kedua belah pihak.    
 
Taiwan dan Swedia adalah mitra sehaluan yang sama-sama menjunjung nilai-nilai kebebasan dan demokrasi. Dalam beberapa tahun terakhir kerja sama dan  pertukaran Taiwan-Swedia meningkat dengan sangat signifikan, seperti dalam bidang perubahan iklim, kesetaraan gender, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan perlawanan terhadap disinformasi.   
 
Di tengah terjadinya ekspansi otoritarianisme, mitra-mitra demokrasi di seluruh dunia harus bersatu dan membela cara hidup mereka. Pada awal tahun ini, saya telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan hubungan dengan Eropa. Di atas fondasi solid yang telah terbentuk ini, Taiwan dan Eropa akan dapat mendorong pertukaran yang lebih dalam, dan menciptakan aliansi demokrasi yang tangguh.
 
Dalam pertemuan tersebut Ketua Asosiasi Parlementer Swedia-Taiwan, Boriana Aberg, menyampaikan ia merasa sangat bangga melihat Taiwan menduduki peringkat ke-8 dalam daftar demokrasi global, yang mana hal tersebut  menjadikan Taiwan sebagai teladan bagi 1 miliar masyarakat di seberang selat.
 
Selain menjadi inspirasi dan teladan, Taiwan juga menjadi ancaman bagi rezim komunis di Tiongkok. Rezim komunis tersebut sangat takut terhadap apa pun yang dapat memberikan kebebasan kepada masyarakatnya, kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, dan kebebasan pers.  
 
Boriana Aberg menjelaskan, “Inilah sebabnya mengapa Tiongkok terus mengancam Taiwan dengan wacana ‘reunifikasi’, dan meningkatkan provokasi. Dalam beberapa minggu terakhir, dunia telah menyaksikan apa yang dapat terjadi dari ambisi seorang diktator untuk melakukan reunifikasi. Kekejaman yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina adalah contoh yang sangat menakutkan. Oleh karena itu telah menjadi tugas kita untuk berdiri bersama Taiwan, demi  mempertahankan kebebasan dan demokrasi di Taiwan dengan segala cara.”     
 
Anggota Parlemen Eropa, Charlie Weimers mengatakan, “Beberapa waktu yang lalu, rekan saya dari Parlemen Eropa berkunjung ke Taiwan untuk mempelajari upaya yang dilakukan Taiwan dalam melawan disinformasi dari Tiongkok. Hal ini juga merupakan salah satu agenda pertemuan kami dengan Menteri Tanpa Portofolio Audrey Tang. Saya sangat kagum dengan cara yang dilakukan Taiwan untuk melawan disinformasi Tiongkok sambil menjaga kebebasan berpendapat. Ada banyak sekali hal yang dapat menjadi pelajaran bagi kami di Eropa.”

 

Seusai memberikan piagam penghargaan kepada Boriana Aberg, Menlu Joseph Wu mengadakan resepsi makan siang untuk menyambut kedatangan delegasi anggota Parlemen Swedia dan Eropa. (Foto oleh Kementerian Luar Negeri)

 

Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri memberikan piagam penghargaan kepada Boriana Aberg, atas kontribusi yang ia berikan dalam  mendorong hubungan Taiwan-Swedia. Setelah upacara penyerahan piagam, Menlu Joseph Wu mengadakan resepsi makan siang untuk menyambut delegasi anggota parlemen Swedia dan Eropa di gedung Kementerian Luar Negeri.

Menlu Joseph Wu mengucapkan terima kasih kepada para anggota delegasi atas dukungan terhadap Taiwan, khususnya atas upaya yang dilakukan Boriana Aberg untuk meningkatkan dukungan terhadap Taiwan dari anggota parlemen lintas partai. Pada tahun 2021, Boriana Aberg memprakarsai penandatanganan surat bersama yang ditujukan kepada Sekjen PBB António Guterres, berisi dukungan terhadap partisipasi Taiwan dalam organisasi internasional.
 
Menlu Joseph Wu menjelaskan invasi Rusia terhadap Ukraina yang terjadi sejak bulan Februari telah memperlihatkan kezaliman Rusia kepada dunia, dan hal tersebut harus membuat komunitas demokrasi untuk bersatu dan melawan ambisi ekspansi otoritarianisme.
 
Taiwan dan Swedia sama-sama menjunjung kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia. Selain itu Swedia juga sedang menghadapi ancaman dari negara otoritarianisme, berupa penyusupan, ancaman militer, disinformasi, dan perang kognitif. Dalam saat-saat seperti ini, kedua negara harus bergandeng tangan melindungi sistem demokrasi, dan kebebasan sosial. Di atas fondasi yang teguh, Taiwan dan Swedia akan terus mempererat hubungan persahabatan dan kerja sama.     

Terpopuler

Terbaru