03/05/2024

Taiwan Today

Politik

MOFA Paparkan Situasi Nasional dan Pencapaian Kebijakan Luar Negeri Taiwan Menjelang Pemilu 2020

10/01/2020
Menteri luar Negeri Taiwan, Joseph Wu (tengah), memaparkan situasi nasional, dan berbagai pencapaian kebijakan luar negeri Taiwan menjelang pelaksanaan pemilu 2020. Menlu Joseph Wu menegaskan bahwa nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sudah tertanam dan mengakar kuat dalam sanubari segenap masyarakat Taiwan. Apapun hasil dari pemilu kali ini, Taiwan akan senantiasa berbangga sebagai sebuah negara yang bebas dan demokratis. (Foto oleh MOFA)

Menjelang pelaksanaan pemilihan presiden/wakil presiden dan anggota legislatif, pada tanggal 9 Januari 2020, Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, memberikan keterangan pers mengenai perkembangan situasi dalam negeri Taiwan, sistem pemilu demokratis, dan pencapaian kebijakan luar negeri Taiwan. Kegiatan tersebut dihadiri oleh jurnalis dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, Swedia, Swiss, Kanada, Australia, Singapura, Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan Hong Kong.   

 
Taiwan telah melaksanakan pemilihan presiden secara langsung sejak tahun 1996, dan sudah mengalami tiga kali perpindahan kekuasaan secara damai. Hal tersebut menandakan kedewasaan demokrasi di Taiwan, yang merupakan negara demokrasi paling terbuka dan paling bebas di Asia. Sebagai sebuah kisah sukses demokrasi, Taiwan berharap dapat berperan sebagai mercusuar, untuk mendorong pelaksanaan demokrasi di kawasan Asia dan seluruh dunia, serta memberikan kontribusi dalam menjaga tatanan kebebasan internasional.         
 
Sejak tahun 2016, Pemerintah Taiwan telah melaksanakan kebijakan diplomasi kokoh (steadfast diplomacy), dan prinsip kerja sama saling menguntungkan untuk memperdalam hubungan persahabatan dengan negara sahabat diplomatik, dan negara-negara sehaluan.
 
Melalui pelaksanaan kebijakan tersebut, Taiwan telah berhasil memberikan kontribusi dan melakukan berbagai kegiatan pertukaran, khususnya di bidang sistem pemerintahan demokratis, pemberdayaan perempuan, kebebasan beragama, kesetaraan gender, pencegahan berita palsu (hoax), kesehatan publik, perubahan iklim, dan lain-lain.
 
Selain melaksanakan kerja sama dan mengadakan pertemuan bilateral dengan berbagai negara, Taiwan juga telah mempererat hubungan kerja sama dengan Amerika Serikat, Jepang, Swedia, dan Australia melalui “Global Cooperation and Training Framework” (GCTF).            
 
Menlu Joseph Wu menjelaskan, “Meskipun ruang gerak Taiwan di dunia internasional sedang  mengalami tekanan dari Tiongkok, tetapi Presiden Tsai akan terus mempertahankan pelaksanaan kebijakan yang sehat dan kokoh untuk menjaga stabilitas lintas selat. Niat baik kami tidak berubah, kami masih terus berharap kedua belah pihak dalam urusan lintas selat dapat memulihkan hubungan dialog tanpa menerapkan prasyarat politik, dan kami bertekad untuk menjaga keamanan nasional, dan tidak akan tunduk pada tekanan yang dilancarkan Tiongkok.”

Dalam bidang integrasi ekonomi regional, Taiwan telah meningkatkan kerja sama dengan negara-negara mitra Kebijakan Baru Arah Selatan (New Southbound Policy, NSP), terutama di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, kebudayaan, pariwisata, dan lain-lain. Taiwan berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara NSP, dan memantapkan upaya untuk bergabung dengan Perjanjian Progresif dan Menyeluruh untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP), demi mendorong penguatan ekonomi regional.  
 
Nilai-nilai demokrasi dan kebebasan sudah tertanam dan mengakar kuat dalam sanubari segenap masyarakat Taiwan. Apapun hasil dari pemilu kali ini, Taiwan akan senantiasa berbangga sebagai sebuah negara yang bebas dan demokratis.

Terpopuler

Terbaru