Pada tanggal 26 Mei 2022, Presiden Tsai menghadiri resepsi makan malam “Europe Day 2022”, dan mengucapkan terima kasih kepada Uni Eropa dan negara-negara anggota atas dukungan teguh terhadap Taiwan, termasuk dukungan mengenai partisipasi Taiwan dalam WHO, serta keamanan Taiwan dan regional.
Presiden Tsai menjelaskan dalam upaya keluar dari pandemi dan menghadapi tantangan otoritarnisme, Taiwan berkeinginan untuk terus bekerja sama dengan Uni Eropa untuk membantu komunitas internasional memulihkan perekonomian, dan mencegah kemunduran demokrasi. Presiden Tsai juga menekankan bahwa Perjanjian Investasi Bilateral (BIA) Taiwan-Uni Eropa akan menjadi sebuah langkah besar dalam kemajuan menuju kemitraan yang lebih kuat, untuk bekerja sama sebagai rekan dan sahabat dalam membangun masa depan yang positif dan sejahtera.
Berikut ini adalah ringkasan pidato Presiden Tsai Ing-wen:
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Uni Eropa dan negara-negara anggota atas dukungan teguh terhadap Taiwan, terhadap partisipasi Taiwan dalam WHO, serta keamanan Taiwan dan keamanan regional. Tahun lalu ketika Taiwan membutuhkan vaksin, negara-negara anggota Uni Eropa telah membantu Taiwan dengan memberikan hibah vaksin, sehingga kami mampu mengatasi penyebaran Covid-19 pada tahap awal sambil menunggu kedatangan vaksin yang telah kami beli.
Parlemen Eropa dan parlemen negara-negara anggota Uni Eropa telah menyatakan dukungan untuk Taiwan yang belum pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada bulan September tahun lalu, Uni Eropa mencantumkan Taiwan dalam komunike bersama mengenai Strategi Kerja Sama Indo-Pasifik, yang menjamin penguatan kerja sama dengan Taiwan.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Parlemen Eropa telah meloloskan rekomendasi mengenai Kerja Sama Hubungan Politik Uni Eropa-Taiwan, yang mendorong Uni Eropa untuk mengambil langkah aktif bersama rekan-rekan internasional untuk melindungi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, menjaga demokrasi di Taiwan, dan mengikutsertakan Taiwan sebagai mitra dalam Strategi Indo-Pasifik Uni Eropa.
Pada bulan Februari tahun ini, Parlemen Eropa telah meloloskan Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (CFSP) dan Kebijakan Keamanan dan Pertahanan Bersama (CSDP), yang menyatakan “Keprihatinan serius terhadap manuver militer Tiongkok terus-menerus di Selat Taiwan”, serta ancaman yang ditimbulkan oleh hal-hal tersebut terhadap perdamaian dan stabilitas regional.
Sebuah delegasi yang terdiri dari 24 orang, dan diketuai oleh Wakil Menteri Perekonomian, Chen Chern-chyi, saat ini sedang mengunjungi Lithuania dan Brussels. Kami berharap kunjungan tersebut dapat menghasilkan kerja sama, khususnya dalam bidang semikonduktor, kendaraan bertenaga listrik, dan bioteknologi.
Saya berharap kerja sama antara Taiwan dan Uni Eropa dapat terus berlanjut, terutama dalam merestrukturisasi keamanan dan ketahanan rantai pasokan, energi ramah lingkungan, dan ekonomi digital untuk melengkapi rencana pemulihan ekonomi Uni Eropa.
Kumulasi investasi langsung pengusaha Eropa di Taiwan telah melampaui USD 50 miliar, dan menjadikan Eropa sebagai sumber investasi asing terbesar di Taiwan. Selain itu, total nilai perdagangan antara Taiwan dan Eropa pada tahun lalu telah menyentuh angka USD 85 miliar.
Seiring dengan upaya untuk memperteguh kerja sama ekonomi, kita tidak akan melupakan situasi geopolitik yang terus berubah, serta pentingnya menjaga demokrasi. Invasi Rusia terhadap Ukraina telah mengingatkan kita bahwa rezim otoritarianisme akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan ekspansi mereka.
Kami sangat terharu oleh keteguhan masyarakat Ukraina untuk membela cara hidup demokrasi yang mereka miliki, dan kita harus bekerja sama untuk saling membantu untuk menangkis perang militer dan politis yang dilancarkan oleh rezim otoritarianisme.
Saya ingin menegaskan kembali bahwa Taiwan siap untuk bekerja sama dengan negara-negara anggota Uni Eropa dalam bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama.
Dalam upaya keluar dari pandemi serta menghadapi tantangan otoritarianisme, kerja sama antara Taiwan dan Uni Eropa menjadi semakin penting dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu untuk membantu pemulihan ekonomi, dan menghindari terjadinya kemunduran demokrasi dalam komunitas internasional.