Pada tanggal 15 Juni 2022, dalam wawancara eksklusif dengan stasiun televisi Newsmax, Menlu Joseph Wu memaparkan beberapa isu penting, yaitu ancaman Tiongkok terhadap Taiwan, ekspansi otoritarianisme, hubungan persahabatan Taiwan-AS, serta pentingnya industri semikonduktor Taiwan terhadap rantai pasokan global. Wawancara tersebut telah disiarkan pada tanggal 16 Juni dalam acara “The Record” yang dipandu oleh penyiar Greta Van Susteren.
Menlu Joseph Wu menjelaskan pada awal bulan Mei yang lalu, Tiongkok melakukan latihan militer di perairan sekitar Taiwan. Pesawat militer Tiongkok terus-menerus memasuki ADIZ Taiwan, dan berulang kali melewati garis batas di Selat Taiwan, yang berdampak pada meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
Menanggapi ujaran provokatif penuh kekeliruan yang dilontarkan Tiongkok beberapa hari lalu dengan menyebutkan bahwa Taiwan adalah bagian dari Tiongkok, sehingga “tidak ada garis batas di Selat Taiwan”, dan “Selat Taiwan bukan perairan internasional”, Menlu Joseph Wu menegaskan selama bertahun-tahun garis batas di Selat Taiwan telah menjamin perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Tindakan provokatif Tiongkok akhir-akhir ini telah menimbulkan ancaman serius bagi keamanan di Selat Taiwan, serta perdamaian dan stabilitas regional.
Menlu Joseph Wu menjelaskan Taiwan sangat termotivasi dengan semangat perjuangan Ukraina sebagai negara kecil melawan Rusia yang merupakan negara besar. Taiwan akan terus meningkatkan kemampuan perang asimetris, memperkuat kemampuan pertahanan masyarakat dan pasukan cadangan, untuk memperlihatkan tekad teguh pemerintah dan masyarakat untuk melindungi tanah air. Terlepas dari apakah Tiongkok akan menyerang Taiwan, atau kapan akan menyerang Taiwan, Taiwan akan menyiagakan diri setiap saat.
Hubungan Taiwan dan Amerika Serikat terjalin semakin erat dan stabil. Dengan mengacu pada Taiwan Relations Act dan 6 Jaminan, AS telah menyediakan peralatan pertahanan, untuk meningkatkan kemampuan pertahanan nasional Taiwan. Di samping itu, Taiwan memproduksi lebih dari 90 persen chip mutakhir yang digunakan secara global, apabila Taiwan mengalami serangan, pasokan ke seluruh dunia akan terputus akibat perang, Amerika dan pemain utama ekonomi dunia lainnya akan terkena dampak serius.
Menlu Joseph Wu menegaskan Taiwan memiliki tekad dan kemampuan untuk melindungi diri, dukungan dari komunitas internasional dan negara-negara demokrasi dapat turut melindungi perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Upaya Tiongkok untuk menelan Taiwan adalah tindakan klasik negara otoriter dalam melakukan agresi dan ekspansi. Target Tiongkok bukan hanya Taiwan, tetapi juga Laut Timur, Laut Selatan, dan negara-negara kepulauan di Pasifik Selatan, semuanya adalah kawasan di mana Tiongkok ingin memperluas kekuasaannya. Hanya dengan mengandalkan Rantai Pulau Pertama tidak cukup untuk menghentikan ekspansi rezim otoriter Tiongkok. Aktivitas militer Tiongkok, dan penandatanganan perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon adalah wujud nyata ambisi Tiongkok.
Taiwan berdiri di garis terdepan dalam menghadapi ancaman otoritarianisme, dan Taiwan harus bertanggung jawab terhadap keamanan diri sendiri, dan bekerja sama dengan negara-negara demokrasi lainnya, demi melindungi nilai-nilai kebebasan dan demokrasi.