29/09/2024

Taiwan Today

Politik

Wawancara Eksklusif Presiden Lai Ching-te dengan Majalah TIME

14/06/2024
Presiden Lai menyampaikan, “Kami tidak akan tunduk dan tidak akan memprovokasi. Kami akan mempertahankan status quo dan memenuhi tanggung jawab kami. Saya juga mendesak Presiden Xi untuk memahami bahwa konflik di Selat Taiwan dan gangguan terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik tidak akan diterima oleh masyarakat internasional. Saya menyeru Presiden Xi untuk bersama-sama memikul tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas, membangun kemakmuran regional, dan memajukan perdamaian dunia.”
Baru-baru ini Presiden Lai Ching-te menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang diplomasi, hubungan lintas selat, industri semikonduktor, dan pembangunan ekonomi domestik Taiwan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan jurnalis majalah TIME.
 
Mengenai isu pemutusan hubungan diplomatik oleh Nauru, Presiden Lai Ching-te menjelaskan bahwa Taiwan menjalin hubungan kerja sama dengan negara sahabat diplomatik secara tulus, disertai asas saling menguntungkan dan asas timbal balik (reciprocity). Presiden Lai sangat menghargai persahabatan dengan negara sahabat diplomatik dan mengucapkan terima kasih atas dukungan untuk Taiwan dalam komunitas internasional. Taiwan juga sangat menghargai proyek-proyek kerja sama dengan negara sahabat diplomatik karena hal tersebut turut membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat kedua negara.
 
Taiwan selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip ini, terlepas dari partai politik mana yang berkuasa. Jika pun ada negara sahabat diplomatik yang memutuskan untuk beralih dan menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), hal tersebut tidak akan mempengaruhi status Taiwan sebagai mercusuar kebebasan dan benteng demokrasi di dunia.
 
RRT harus mengakui kenyataan tentang eksistensi Republik Tiongkok (Taiwan). Mereka harus tulus dalam membangun pertukaran dan kerja sama dengan pemerintah Taiwan yang dipilih secara sah.
 
Kedua, setiap masalah harus diselesaikan dengan asas saling menguntungkan dan timbal balik. Sebagai contoh, jika Taiwan mengizinkan wisatawan untuk pergi ke Tiongkok, mereka juga harus mengizinkan wisatawan untuk mengunjungi Taiwan. Jika Taiwan mengizinkan pelajar untuk belajar ke Tiongkok, pelajar mereka juga harus diizinkan untuk datang ke Taiwan.
 
Ketiga, ketika kedua belah pihak melakukan pertukaran dan saling bekerja sama, kedua belah pihak harus memiliki keyakinan yang sama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lintas selat, bersama-sama menuju tujuan perdamaian dan kemakmuran.
 
Mengenai pidato upacara pelantikan yang menegaskan bahwa ROC (Taiwan) dan RRT tidak saling tunduk, Presiden Lai menjelaskan ia bukanlah orang pertama yang mengungkapkan kenyataan tersebut. Dalam Pidato Hari Nasional tahun 2021, mantan Presiden Tsai menyampaikan dalam Empat Komitmen bahwa ROC (Taiwan) dan RRT seyogianya tidak saling tunduk satu sama lain.
 
Mantan Presiden Ma Ying-jeou juga pernah mengatakan bahwa ROC (Taiwan) adalah negara yang berdaulat dan merdeka dan tidak ada satu pun dari kedua belah pihak yang tunduk pada pihak lain.
 
Ketiga, Presiden Lai menegaskan hal tersebut sesuai dengan Pasal 2 dan 3 Konstitusi ROC (Taiwan), Taiwan memiliki warga negara, tanah, kedaulatan, dan pemerintahan sendiri selama beberapa dekade. “Menurut hukum internasional, kami sudah merupakan negara yang berdaulat dan merdeka. Tujuan saya adalah mempersatukan rakyat Taiwan,” demikian pernyataan Presiden Lai.
                                                                                                                  
Perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan adalah elemen yang sangat diperlukan bagi perdamaian dan kemakmuran global. Dalam pidato pelantikannya, Presiden Lai menegaskan kepada komunitas internasional bahwa ia akan menegakkan Empat Komitmen yang dicanangkan oleh mantan Presiden Tsai.
 
Presiden Lai menyampaikan, “Kami tidak akan tunduk dan tidak akan memprovokasi. Kami akan mempertahankan status quo dan memenuhi tanggung jawab kami. Saya juga mendesak Presiden Xi untuk memahami bahwa konflik di Selat Taiwan dan gangguan terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik tidak akan diterima oleh masyarakat internasional. Saya menyeru Presiden Xi untuk bersama-sama memikul tanggung jawab menjaga perdamaian dan stabilitas, membangun kemakmuran regional, dan memajukan perdamaian dunia.”
 
Ekspansionisme militer Tiongkok di Laut Cina Timur dan Selatan telah berdampak pada perdamaian dan stabilitas regional. Inilah sebabnya mengapa investasi modal dari Taiwan dan negara-negara lain tidak lagi mengalir ke Tiongkok seperti di masa lalu. Perusahaan-perusahaan Taiwan telah menarik diri dari sektor manufaktur Tiongkok secara massal, dan lebih memilih negara-negara di Indo-Pasifik, termasuk Jepang, AS, dan Eropa.
 
Pada tahun 2010, investasi di Tiongkok mencapai 83,8 persen dari total investasi asing Taiwan, yang berarti bahwa untuk setiap NTD 100, NTD 83,8 diinvestasikan di Tiongkok. Selama periode waktu yang sama, lebih dari setengah perdagangan luar negeri Taiwan bergantung pada Tiongkok. Suku cadang dan peralatan yang diproduksi di Taiwan dikirim ke Tiongkok untuk dirakit atau digunakan dalam produksi barang lain, dan kemudian produk jadi dijual ke pasar internasional.
 
Tahun lalu, investasi di Tiongkok hanya 11,4 persen dari total investasi asing Taiwan, turun dari 83,8 persen. Perdagangan luar negeri Taiwan dengan Tiongkok juga turun dari sebelumnya yang mencapai lebih dari 50 persen, menjadi 35,5 persen pada tahun 2023.
 
Meskipun demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi Taiwan rata-rata mencapai 3,15 persen selama delapan tahun terakhir - peringkat pertama di antara Empat Macan Asia. Selama delapan tahun masa jabatan mantan Presiden Tsai, pasar saham tumbuh 155,5 persen dan nilainya meningkat 1,8 kali lipat.
 
Ketika mantan Presiden Tsai pertama kali menjabat, pasar saham hanya sedikit di atas 8.000 poin, sekarang telah melampaui 20.000 poin. Dengan kata lain, bahkan ketika ekonomi Tiongkok terus menurun, ekonomi Taiwan terus tumbuh dan tidak terpengaruh oleh Tiongkok. Pemerintahan baru Taiwan bersedia untuk membantu Tiongkok dan memajukan perdamaian dan kemakmuran di Selat Taiwan.
 
 

Terpopuler

Terbaru