04/07/2024

Taiwan Today

Politik

TPF Umumkan Peraih Tang Prize 2024 di Bidang Biofarmasi, Pembangunan Berkelanjutan, dan Sinologi

24/06/2024
Terapi berbasis GLP-1 ini menjadi obat andalan untuk mengobati obesitas dan diabetes, yang sudah memberikan manfaat bagi ratusan juta pengguna dengan prospek manfaat yang lebih besar di masa depan. (CNA)
Tang Prize Foundation (TPF) mengumumkan penerima Tang Prize 2024 untuk bidang Ilmu Biofarmasi diberikan kepada Joel F. Habener, Svetlana Mojsov, dan Jens Juul Holst, untuk penemuan GLP-1 (7-37) sebagai faktor insulinotropik dan pengembangan obat anti-diabetes dan anti-obesitas berbasis GLP-1 (7-37). Karya mereka menjadi teladan bagi penelitian dasar inovatif yang menjadi kesuksesan farmasi dan berdampak besar pada kesehatan manusia.
 
Dari 8 miliar orang di dunia saat ini, sebanyak 500 juta di antaranya menderita diabetes, dan hampir 1 miliar orang mengalami obesitas. Di Taiwan, saat ini terdapat lebih dari 2 juta penderita diabetes, dan jumlah tersebut meningkat sebanyak 25.000 orang per tahun. Tingkat obesitas dan kelebihan berat badan pada orang dewasa di atas usia 19 tahun melebihi 50%. Kedua penyakit ini menyebabkan komplikasi serius pada jantung, ginjal, mata, kaki, dan lain-lain, sehingga menimbulkan beban medis yang berat bagi individu dan masyarakat.
 
Terapi berbasis GLP-1 ini menjadi obat andalan untuk mengobati obesitas dan diabetes, yang sudah memberikan manfaat bagi ratusan juta pengguna dengan prospek manfaat yang lebih besar di masa depan.
 
Tang Prize 2024 dalam bidang Sinologi diberikan kepada Hsu Cho-yun, Profesor Emeritus dari University of Pittsburgh, yang juga menjabat sebagai akademisi di Academia Sinica, atas kontribusi luar biasa dalam bidang Sinologi. Hasil penelitiannya menjembatani masa lalu dan masa kini, dengan menjawab pertanyaan kontemporer melalui lensa masa lalu. Profesor Hsu merupakan sosok sinolog yang memiliki kepekaan sejarah mendalam serta pandangan global yang luas.
 
Tang Prize 2024 bidang Aturan Hukum diberikan kepada Profesor Mary Robinson. Dewan Seleksi menjelaskan bahwa Profesor Mary Robinson memiliki advokasi kuat untuk kaum kurang beruntung di berbagai bidang, termasuk kesetaraan gender, pengentasan kemiskinan, hak asasi manusia, dan keadilan iklim. Dalam upayanya, ia juga memperlihatkan kegigihan yang disertai oleh integrasi efektif antara kecakapan hukum dan solusi praktis. Mulai dari panggung nasional hingga global, legal dan politik, Profesor Mary Robinson telah secara inovatif mengubah dan memperluas berbagai posisi yang diembannya untuk memperkuat aturan hukum.
 
Profesor Robinson lahir dalam keluarga Katolik di County Mayo, Irlandia. Ia memulai kariernya pada tahun 1967 sebagai profesional hukum, menangani litigasi hak asasi manusia. Dari tahun 1969 hingga 1975, ia meraih gelar profesor bidang Hukum Konstitusi dan Kriminal di Trinity College Dublin.
 
Pada tahun 1990, Profesor Robinson menjadi presiden wanita pertama Irlandia. Ia memperluas simbol kesatuan dan kepemimpinan kepresidenan yang sebagian besar bersifat seremonial melalui praktik konstitusional dan promosi hak asasi manusia internasional. Setelah masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada tahun 1997, ia melanjutkan pekerjaannya di bidang hak asasi manusia di panggung global.
 
 

Terpopuler

Terbaru