Kementerian Pertanian (MOA) mengundang Dr. Carlo Fadda, Direktur dari Alliance of Bioversity International and CIAT, bersama sejumlah pakar lainnya untuk melakukan pertukaran pengetahuan di Taiwan, 18-22 November 2024. Kegiatan ini melibatkan diskusi mendalam dengan berbagai pihak di sektor pertanian, termasuk pelaku industri, pejabat pemerintah, akademisi, dan peneliti.
Tema yang dibahas meliputi bagaimana keanekaragaman hayati dapat mendorong transformasi sistem pangan, serta bagaimana teknologi perbenihan dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dalam sistem produksi.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama di bidang transformasi pertanian antara Taiwan dan internasional, serta memperdalam pemahaman berbagai pihak tentang peran penting keanekaragaman hayati bagi pembangunan pertanian berkelanjutan di dalam dan luar negeri.
Kementerian Pertanian (MOA) menjelaskan bahwa Alliance of Bioversity International and CIAT adalah anggota Consultative Group on International Agricultural Research (CGIAR), yang berfokus pada tantangan global seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan masalah lingkungan.
Organisasi ini mempromosikan transformasi sistem pangan global melalui pertanian berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Penelitian Dr. Fadda mencakup keanekaragaman hayati tanaman, konservasi pisang, genomika, agroforestri, pengetahuan masyarakat penduduk asli, serta kebijakan terkait lainnya. Bidang-bidang ini sangat relevan dengan arah penelitian dan pembangunan di Taiwan.
Dalam kunjungan ini, tim ahli yang dipimpin Dr. Fadda akan mengunjungi lembaga-lembaga akademis seperti Academia Sinica, World Vegetable Center, dan Banana Research Institute, serta mengadakan diskusi dengan unit penelitian Kementerian Pertanian (MOA), termasuk Biro Pengembangan Pedesaan dan Konservasi Tanah, Institut Penelitian Pertanian, Institut Penelitian Kehutanan, Institut Penelitian Keanekaragaman Hayati, dan Stasiun Peningkatan Pertanian Regional Kaohsiung.
Topik dan isu yang akan menjadi landasan kuat bagi kerja sama bilateral dan multilateral antara lain bagaimana keanekaragaman hayati dapat mendorong transformasi sistem pangan, kolaborasi lintas negara dalam keanekaragaman hayati, promosi keanekaragaman hayati di tingkat komunitas, dan pengalaman konservasi.
Pertukaran ini diharapkan dapat mempererat interaksi antara pakar Taiwan dan pakar internasional, pengembang teknologi, dan perumus kebijakan, sekaligus memahami tren kerja sama internasional dan perkembangan isu global.
Kementerian Pertanian (MOA) menekankan bahwa Taiwan saat ini tengah menggalakkan sejumlah kebijakan, seperti mendorong petani beralih ke metode bertani organik dan ramah lingkungan, mempromosikan sistem pencatatan jejak produksi (traceability), mengedukasi masyarakat tentang pangan dan pertanian, serta mengembangkan pertanian cerdas untuk menghadapi perubahan iklim. Selain itu, Taiwan juga mendorong diversifikasi sumber daya hutan dan integrasi sumber daya pedesaan untuk memperkuat pembangunan pertanian berkelanjutan.
Melalui kegiatan pertukaran ini, telah terbentuk dasar kerja sama yang kokoh dalam keanekaragaman hayati pertanian dan bidang terkait. Dengan kolaborasi erat bersama organisasi internasional, Taiwan berharap dapat mencapai lebih banyak terobosan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan dan perlindungan keanekaragaman hayati, sekaligus menciptakan situasi saling menguntungkan.