02/05/2024

Taiwan Today

Politik

44 Cendekiawan Internasional Keluarkan Pernyataan Terbuka, Dukung Masyarakat Taiwan Tolak Ancaman dari Tiongkok

09/01/2019
Para cendekiawan juga mengungkapkan kekaguman mereka atas penolakan masyarakat Taiwan terhadap ancaman dari Tiongkok, dan keteguhan untuk menjaga sistem demokrasi. Namun, mereka juga menyampaikan kekhawatiran atas tindakan subversif yang dilakukan Beijing dengan menyebarkan berita bohong dan isu-isu tidak benar. (Foto oleh Taipei Times)

44 orang cendekiawan internasional dari berbagai negara, di antaranya profesor hukum New York University, Jerome Cohen, serta mantan Direktur American Insitute in Taiwan (AIT), William Stanton dan Stephen Young, mengeluarkan surat pernyataan berisi imbauan kepada masyarakat Taiwan untuk mendukung Presiden Tsai Ing-wen, dan menentang ancaman dari Tiongkok.

Surat yang ditulis dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris tersebut menyampaikan harapan dari para cedekiawan, mantan pejabat pemerintah serta pihak-pihak lainnya yang telah menyaksikan proses transformasi demokrasi di Taiwan selama puluhan tahun, dan meminta masyarakat Taiwan untuk tetap menjaga persatuan dalam menghadapi momen penting bersejarah ini.

Surat tersebut memaparkan, selama dua tahun terakhir Tiongkok dengan berbagai cara telah menekan ruang gerak Taiwan di panggung internasional untuk meningkatkan ancaman militer, dan menciptakan sebuah kesan bahwa Taiwan hanya memiliki satu jalan, yaitu bergabung ke dalam sistem otoriter Tiongkok. Bentuk penekanan Tiongkok terhadap Taiwan telah naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ini terlihat dari pidato Presiden Xi pada tanggal 2 Januari yang lalu. Xi Jinping mengatakan bahwa permasalahan yang berkaitan dengan Taiwan adalah masalah dalam negeri Tiongkok, "Satu Negara, Dua Sistem" dan unifikasi adalah satu-satunya pilihan.

Menanggapi pidato tersebut, Presiden Tsai Ing-wen menegaskan bahwa sebagian besar masyarakat Taiwan dengan tegas menentang "Satu Negara, Dua Sistem". Presiden Tsai memaparkan "Konsensus Taiwan" yang didasari oleh "Empat Keharusan", dan Tiongkok harus menerima kenyataan eksistensi ROC (Taiwan), serta menghormati keteguhan masyarakat Taiwan terhadap kebebasan dan demokrasi.

Melalui pernyataan terbuka ini, para cendekiawan juga mengungkapkan kekaguman mereka atas penolakan masyarakat Taiwan terhadap ancaman dari Tiongkok, dan keteguhan untuk menjaga sistem demokrasi. Namun, mereka juga menyampaikan kekhawatiran atas tindakan subversif yang dilakukan Beijing dengan menyebarkan berita bohong dan isu-isu tidak benar, karena hal ini dapat menimbulkan perpecahan internal dan kekacauan, yang kemudian dapat dijadikan alasan oleh Beijing untuk menggunakan aksi militer.

Dalam surat tersebut para cendekiawan juga menjelaskan bahwa eksitensi Taiwan saat ini sedang menghadapi ancaman serius dari Tiongkok. Sama seperti anggota komunitas internasional lainnya yang memiliki sistem demokrasi, Taiwan masih memiliki masalah internal yang harus diselesaikan. Namun, ketika keberadaan sebuah negara yang bebas dan demokratis menghadapi ancaman, masalah-masalah tersebut tidak seharusnya memberi dampak pada persatuan bangsa. Jika masyarakat Taiwan yang memiliki pendirian politik berbeda tidak memahami betapa seriusnya ancaman tersebut, Beijing dapat menggunakan kesempatan ini untuk memecah belah masyarakat Taiwan, dan masuknya Taiwan ke dalam sistem otoriter Tiongkok dapat menjadi hal yang tidak terelakkan.

Beberapa cendekiawan internasional yang turut menandatangani pernyataan terbuka ini adalah John Tkacik dari International Assesment and Strategy Center; mantan Direktur AIT, William Stanton dan Stephen Young; profesor hukum New York University, Jerome Cohen; Ketua Taiwan Corner, Bruce Jacobs; Michael Rand Hoare dari SOAS University of London, serta cendekiawan lainnya dari berbagai negara.

Terpopuler

Terbaru