07/05/2024

Taiwan Today

Politik

MOHW: Taiwan Mampu Bantu WHO Wujudkan “Kesehatan untuk Semua”

28/03/2019
Chen Shih-chung: “Taiwan bersedia dan dapat membantu untuk memperkuat pengembangan perawatan kesehatan global melalui partisipasi yang berarti dalam WHO.” (Foto oleh MOFA)

Keahlian yang dimiliki Taiwan di bidang pengendalian penyakit dan cakupan kesehatan universal dapat membantu memperkuat perkembangan medis global. Taiwan bersedia dan mampu untuk membagikan pengalamannya dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) ke-72 yang akan dilaksanakan pada tanggal 20-28 Mei di Jenewa, demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Chen Shih- chung.

 
Dalam wawancara dengan Taiwan Today pada tanggal 20 Maret 2019, Chen Shih-chung menjelaskan partisipasi bermakna (meaningful participation) Taiwan dalam pertemuan WHA (badan pengambil keputusan WHO), dapat membantu pencapaian prioritas utama WHO yaitu mewujudkan cakupan kesehatan universal.
 
Memastikan akses komprehensif (menyeluruh)  dalam memperoleh layanan kesehatan adalah inti dari pendekatan yang dilakukan Taiwan, sebagaimana telah dibuktikan oleh sistem Asuransi Kesehatan Nasional (National Health Insurance, NHI) dan program dukungan medis berskala internasional lainnya yang tersedia di Taiwan.
 
“Taiwan, yang sebelumnya pernah menerima bantuan asing, saat ini ingin membalas budi kepada dunia dengan cara memberikan bantuan di tempat yang paling membutuhkan," Chen Shih-chung melanjutkan. Melalui berbagai upaya yang sedang dilakukan, Taiwan telah memberikan kontribusi yang sangat bermanfaat bagi jaringan kesehatan global.
 
Pusat Pembinaan Kesehatan Internasional Taiwan adalah contoh signifikan dari pelaksanaan upaya tersebut. Pusat pembinaan ini didirikan pada tahun 2002 oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW), dan menyediakan berbagai program pelatihan untuk kalangan profesional dari luar negeri di bidang pengobatan klinis, akupuntur,  pengobatan tradisional, dan pengelolaan layanan kesehatan. Sampai dengan akhir tahun 2018, sebanyak 1.500 tenaga profesional dari 65 negara dan wilayah telah menyelesaikan program dan memetik manfaat dari pusat pembinaan tersebut.
 
Selain itu, “Program Dukungan dan Layanan Instrumen Medis Global” yang diluncurkan oleh MOHW pada tahun 2005, telah berhasil mengintegrasikan berbagai upaya yang sedang dilakukan oleh rumah sakit di Taiwan untuk menyalurkan peralatan medis kepada negara-negara berkembang. Sejak program ini diluncurkan, lebih dari 5.400 peralatan telah dikirim ke lembaga medis di 33 negara dan kawasan.
 
Chen mengatakan dalam beberapa tahun terakhir, fokus utama dari upaya pendekatan  internasional MOHW adalah mempererat kerja sama dengan negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Sejak tahun 2018, MOHW telah menunjuk enam pusat pelayanan kesehatan Taiwan untuk menjalin kerja sama dan memberikan pembinaan bagi tenaga perawat dari India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
 
Pada tahun 2018, sebanyak 336 tenaga medis profesional telah menjalani pelatihan di Taiwan melalui program “One Country, One Center” (Satu Negara, Satu Pusat Pelatihan), dan sejak awal tahun 2019 cakupan peserta program ini telah diperluas untuk menjangkau tenaga perawat dari Brunei dan Myanmar.
 
Program pendidikan ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus rumah sakit agar mereka dapat mencapai peningkatan nyata dalam menyediakan perawatan kesehatan. Chen Shih-chung menekankan, “Kami berharap para peserta pembinaan ini dapat menjadi pelatih setelah kembali ke negara masing-masing, untuk membantu peningkatan dampak jangka panjang dari proyek tersebut.”
 
Menurut Chen Shih-chung, partisipasi  bermakna (meaningful participation) Taiwan dalam WHO akan memungkinkan Taiwan untuk mengkontribusikan pengalaman dalam membangun sistem kesehatan yang kokoh dan pemberian bantuan medis internasional. Hal ini juga akan menghilangkan celah dalam jaringan keamanan kesehatan global.
 
Sebagai anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Taiwan sedang berupaya untuk memitigasi dampak marginalisasi terhadap Taiwan, dan melindungi kesehatan serta kesejahteraan masyarakat baik di dalam maupun luar negeri.
 
Salah satu bentuk pelaksanaan yang dilakukan oleh Taiwan dan telah menjadi perhatian luas adalah pendirian “Pusat Penelitian dan Pengendalian Nasional untuk Penyakit yang Ditularkan oleh Nyamuk” pada bulan April 2016 di Kabupaten Miaoli (Taiwan bagian utara), dan di Kota Tainan (Taiwan bagian selatan) pada bulan Januari 2017. 
 
Pusat penelitian ini dilengkapi dengan laboratorium berteknologi mutakhir, dan beroperasi di bawah pengelolaan National Health Research Institutes yang didukung oleh MOHW. Pusat penelitian ini berfungsi untuk meningkatkan metode menemukan lokasi pembiakan nyamuk, serta memberantas nyamuk pembawa virus demam berdarah dan Zika. "Demam berdarah, khususnya, adalah masalah kesehatan utama di Asia Tenggara, dan pengalaman Taiwan dalam memerangi penyakit ini adalah hal yang sangat berharga," kata Chen.
 
Hal lainnya yang patut diperhatikan adalah pengetahuan yang dimiliki Taiwan dalam mencegah, melakukan investigasi, dan mengobati tuberculosis (TBC). Menurut data statistik MOHW, tingkat penularan TBC di Taiwan berhasil turun hingga separuh dalam kurun waktu antara tahun 2005 dan 2018, hingga ke tingkat 37 kasus dalam setiap 100.000 orang.
 
“Ini adalah prestasi yang sangat signifikan mengingat tingginya kuantitas perjalanan hilir mudik antara Taiwan dan negara-negara tetangga yang memiliki tingkat infeksi TBC cukup tinggi,” ujar Chen Shih-chung.
 
Menurut Chen, kunci dari pencapaian ini adalah memastikan layanan medis terjangkau secara ekonomi dan dapat diakses secara universal. Inilah pengalaman paling penting yang ingin dibagikan oleh Taiwan, yaitu bagaimana Taiwan mengembangkan NHI.
 
"Taiwan sudah sejak lama berhasil mencapai tujuan WHO, yaitu untuk mewujudkan cakupan kesehatan universal," kata Chen. "Sejak berdirinya NHI, tidak seorang pun di Taiwan menghadapi kebangkrutan karena tagihan biaya medis."
 
Sistem ini memberikan akses ke berbagai layanan komprehensif yang mencakup pengobatan barat dan pengobatan tradisional Tionghoa, serta perawatan gigi. Pelaksanaan sistem ini juga telah membantu meningkatkan rata-rata usia harapan hidup masyarakat dari 74,5 tahun pada tahun 1995 ketika sistem ini baru diluncurkan, menjadi 80,4 tahun pada 2017.
 
Untuk memastikan pelaksanaan yang berlangsung adil, premi NHI ditetapkan sesuai proporsi dari pendapatan individu. Saat ini jumlah premi yang harus dibayar oleh seorang pegawai adalah sebesar 4,69 persen dari penghasilan, dengan kontribusi dari pegawai, pemberi kerja dan pemerintah masing-masing mengkontribusikan 30, 60 dan 10 persen. Selain itu, masih ada biaya tambahan sebesar 1,91 persen dari penghasilan tambahan seperti bonus dan pendapatan saham.
 
Jenis perawatan dan obat-obatan yang termasuk dalam NHI secara konsisten terus diperluas dari tahun ke tahun, di antaranya adalah obat antivirus untuk hepatitis C. Hal ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat karena penyakit tersebut merupakan penyebab utama kanker hati, yang berdampak hingga mencapai 400.000 orang di Taiwan.
 
Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan NT $ 6,54 miliar (US $ 211,4 juta) untuk memberikan obat kepada semua pasien pengidap hepatitis C di Taiwan. Pemerintah ingin memberantas penyakit ini secara nasional pada tahun 2025, atau lima tahun lebih awal dari target WHO untuk menghilangkan virus hepatitis di seluruh dunia.
 
Menurut Chen Shih-chung, komitmen Taiwan terhadap cakupan kesehatan universal dapat terlihat jelas dari ruang lingkup NHI, yang mencakup lebih dari 99 persen populasi, termasuk tahanan, orang asing yang belajar, bekerja dan tinggal di Taiwan, serta bayi baru lahir yang bukan berkewarganegaraan Taiwan.
 
Chen Shih-chung menegaskan, "Kementerian kami tidak melewatkan siapapun, dan NHI juga mendorong pencegahan dan pengendalian penyakit menular karena pengobatan diberikan kepada semua pasien yang membutuhkan."
 
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh MOHW tahun lalu, 86,5 persen responden menyatakan puas dengan NHI. Sistem ini dapat berfungsi sebagai referensi penting bagi negara-negara lain yang sedang mengembangkan sistem perawatan kesehatan universal kelas dunia.
 
"Taiwan menginginkan partisipasi profesional, pragmatis dan konstruktif dalam WHA, serta pertemuan teknis dan kegiatan lainnya dalam WHO, sehingga Taiwan dapat membagikan pengetahuan ini dan memberikan kontribusi kepada dunia. Dengan keterlibatan Taiwan, saya percaya komunitas internasional akan jauh lebih siap untuk menghadapi tantangan kesehatan global."

Terpopuler

Terbaru