04/05/2024

Taiwan Today

Politik

Ilmuwan Taiwan Kembangkan Metode Daur Ulang Karbon Dioksida

16/07/2019
Besi atom tunggal dengan valensi tinggi +3 dapat menggantikan perunggu sebagai katalis, dan dapat dilakukan dengan listrik tegangan rendah. Selain lebih hemat listrik, proses daur ulang karbon dioksida yang dihasilkan juga lebih efektif. (Foto oleh CNA)

Profesor Jurusan Kimia National Taiwan University (NTU), Chen Hao-ming, menemukan cara untuk mengembalikan karbon dioksida menjadi karbon monoksida, yang merupakan salah satu metode untuk mengurangi efek gas rumah kaca.

 
Cheng Hao-ming mengatakan penelitian daur ulang karbon dioksida yang banyak dilakukan saat ini sebagian besar menggunakan emas, perak dan perunggu sebagai katalis. Walaupun emas dan perak dapat berperan sebagai katalis yang baik, tetapi biaya yang harus dikeluarkan sangat tinggi. Sementara itu, perunggu meskipun murah, tetapi zat yang dihasilkan adalah campuran hidrokarbon, dan masih harus melalui proses pemisahan. Selain itu, emas, perak dan karbon semuanya harus melalui proses listrik tegangan tinggi, sehingga sangat tidak ekonomis.       
 
Tim peneliti Profesor Chen Hao-ming telah bekerja sama dengan tim peneliti dari Institute of Technology Laussane selama tiga tahun, dan menghasilkan besi atom tunggal dengan valensi tinggi +3. Zat tersebut dapat menggantikan perunggu sebagai katalis, dan dapat dilakukan dengan listrik tegangan rendah. Selain lebih hemat listrik, proses daur ulang karbon dioksida yang dihasilkan juga lebih efektif. Penelitian ini telah diterbitkan melalui jurnal ilmiah internasional “Science” pada tanggal 14 Juni 2019.
 
Penelitian daur ulang karbon dioksida telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun, tetapi terbentur kendala karena proses yang dilakukan memiliki tingkat konsumsi energi yang sangat tinggi, dan tingkat daur ulang yang sangat rendah. Dua kendala ini juga merupakan hambatan terbesar yang mengakibatkan hasil penelitian tidak bisa dikomersialkan. Namun, penelitian yang dihasilkan oleh tim ilmuwan ini dapat  mengatasi dua hambatan tersebut.
 
Besi atom tunggal dengan valensi tinggi +3 dapat berfungsi sebagai katalis dengan tegangan listrik 0,2 - 0,4 watt, dengan tingkat daur ulang mencapai 90%. Selain itu, 90% zat yang dihasilkan dari proses daur ulang adalah karbon monoksida, dan 10% nya adalah hidrogen.       
 
Penelitian ini menggunakan sinar radiasi synchotron “Taiwan Light Source” dari National Synchrotron Radiation Research Center (NSRRC) dan Spring-8 dari Jepang, serta teknologi Operando X-ray absorption spectroscopy untuk mengamati proses daur ulang karbon dioksida menjadi karbon monoksida, dan setelah masa penelitian selama tiga tahun, akhirnya ditemukan hasil yang positif.     
 
Persetujuan Paris yang dikeluarkan pada tahun 2015 menyerukan setiap negara untuk mengurangi emisi karbon dioksida hingga ke tingkat nol pada tahun 2050. Pada bulan Juni tahun ini Inggris akan mengesahkan “Emisi Karbon Nol Tahun 2050” ke dalam undang-undang, sementara Pemerintah Taiwan sedang mendorong kebijakan energi hijau. Profesor Chen Hao-ming mengatakan bahwa hasil penelitian ini sudah sesuai dengan tren internasional energi hijau dan memiliki nilai komersial yang besar untuk dikembangkan di masa depan.   
 

Terpopuler

Terbaru