15/05/2024

Taiwan Today

Sosial

Museum Literatur Taiwan Ajak Masyarakat Napak Tilas Kepedihan Perang dari Sudut Pandang Perempuan

12/04/2019
Melalui pameran ini, para pengunjung dapat menyaksikan perlawanan, kebisuan serta perjuangan untuk bertahan hidup dari sudut pandang perempuan. Pada masa ketika setiap orang dipaksa untuk mengambil sebuah pilihan, mereka menempuh sebuah jalan untuk mewujudkan harapan akan perdamaian. (Foto oleh Ministry of Culture)

National Museum of Taiwan Literature (NMTL) bersama Taipei Women’s Rescue Foundation dan Anne Frank House Belanda mengadakan pameran “Anne X Ama Girls Under Fire in WWII” dari tanggal 11 April sampai 18 Agustus 2019, bertempat di NMTL ruang C.

Dalam pameran ini akan diperlihatkan salinan naskah tulisan tangan Anne Frank, kondisi loteng rahasia tempat Anne Frank menjalani kesehariannya, serta wanita Taiwan yang direkrut menjadi jugun ianfu (comfort women)  pada masa perang dunia kedua.       

Kepala NMTL, Su Shuo-bin, mengatakan pameran ini akan memperlihatkan penderitaan akibat perang yang dialami oleh Anne Frank dan para jugun ianfu meskipun mereka hidup di masa yang berbeda. Melalui naskah dan tulisan, manusia bisa belajar untuk saling menghormati dan menghargai kesetaraan. 

CEO Taipei Women’s Rescue Foundation, Yeh Der-lan, mengatakan pameran ini adalah kerja sama pertama antara yayasan tersebut dengan museum tingkat nasional. Ia berharap pameran ini dapat membantu melestarikan berbagai kisah tentang ketangguhan kaum wanita.    

 
Berapa tamu penting yang hadir dalam pembukaan pameran kali ini adalah Wakil Kepala Netherlands Investment and Trade Office di Taiwan, Andre Verkade, Direktur Pusat Penelitian Gender dan Perempuan National Cheng Kung University, Tsai Mei-tzu, serta Kepala Departemen Berita dan Hubungan Internasional Pemerintah Kota Tainan, Liu Yi-ling.   
 
Kepala Sekolah SMA Putri Nasional Tainan, Zheng Wen-yih, menjelaskan sekolah tersebut telah dipilih oleh Administrasi Pendidikan K-12 untuk menjadi pusat penyedia materi pendukung di bidang isu-isu hak asasi manusia. Ia berharap di masa yang akan datang SMA Putri Nasional Tainan dapat memperdalam hubungan kerja sama dengan NMTL, dan meningkatkan partisipasi generasi muda.       
 
Melalui pameran ini, para pengunjung dapat menyaksikan perlawanan, kebisuan serta  perjuangan untuk bertahan hidup dari sudut pandang perempuan. Pada masa ketika setiap orang dipaksa untuk mengambil sebuah pilihan, mereka menempuh sebuah jalan untuk mewujudkan harapan akan perdamaian. 
 
National Museum of Taiwan Literature mengajak segenap anggota masyarakat untuk menggali tenaga dan semangat yang dapat melampaui pedihnya luka, dan menjadi inspirasi untuk terus melangkah maju, serta menjadikan sejarah kelam peperangan sebagai fondasi bagi perdamaian, sikap saling menghormati, persamaan hak, dan masa depan yang bebas dari unsur-unsur kekerasan.    

Terpopuler

Terbaru