18/05/2024

Taiwan Today

Sosial

Tahukah Anda Masker N95 Ditemukan oleh Ilmuwan Asal Taiwan?

07/04/2020
Peter Tsai bersama tim ilmuwan telah menghabiskan waktu 30 tahun untuk mengembangkan masker N95. Dalam jangka waktu yang sangat panjang tersebut, Peter Tsai telah meneliti berbagai jenis kain meltblown dan mengembangkannya agar dapat mencapai fungsi penyaringan yang maksimal. (Foto oleh Taiwan Nonwoven Fabrics Association)

Wabah virus korona Wuhan (Covid-19) yang sedang terjadi membuat jenis masker N95 semakin santer di telinga masyarakat. Asosiasi Kain Nonwoven Taiwan hari ini menjelaskan bahwa masker N95 diciptakan oleh seorang insinyur Taiwan yang bekerja di Amerika Serikat bernama Peter Tsai.    

 
Huruf N pada masker N95 memiliki arti “not resistant to oil” (tidak tahan minyak), tetapi memiliki kemampuan penyaringan yang sangat baik. Sementara angka 95 memiliki makna bahwa masker tersebut dapat menyaring virus penyebab flu, debu, serbuk sari, asap, polusi, dan benda berukuran mikro lainnya hingga 95%. Masker N95 dapat menyaring virus, bakteri, dan partikel halus karena kain meltblown elektrostatis yang terdapat pada lapisan bagian tengah masker.         
 
Dalam proses pembuatannya, teknik meltblown dapat menghasilkan serat kain yang halus dan lembut, sehingga pori-pori pada serat dapat menangkap butiran partikel halus. Selain itu, dengan metode electret, gaya elektrostatis yang terdapat pada kain dapat menyedot dan menahan virus, bakteri, dan partikel halus yang masuk melewati lapisan pertama masker.
        
Meskipun terdengar mudah, Peter Tsai bersama tim ilmuwan telah menghabiskan waktu 30 tahun untuk mengembangkan masker N95. Dalam jangka waktu yang sangat panjang tersebut, Peter Tsai telah meneliti berbagai jenis kain meltblown dan mengembangkannya agar dapat mencapai fungsi penyaringan yang maksimal. Seiring dengan perkembangan teknologi, para pelaku industri dapat menggunakan metode pembuatan yang sudah disempurnakan, yaitu membuat serat polimer yang sangat halus dengan menggunakan tekanan dan suhu tinggi.    
 
Kemudian menggunakan medan listrik untuk menciptakan proses ionisasi, serta menghasilkan ion dan elektron dengan muatan listrik berlawanan, sehingga melalui medan listrik, serat kain nonwoven dapat terelektrifikasi. Dengan metode electret ini, serat kain dapat menyedot dan menahan berbagai partikel halus yang mungkin dapat menembus masker.     
 
Peter Tsai telah bekerja di departemen ilmu material University of Tennessee (Knoxville) selama 35 tahun, dan beberapa hari yang lalu ia telah memasuki masa pensiun. Wakil Rektor University of Tennessee (Knoxville), Maha Krishnamurthy, mengatakan, “Peter Tsai dan tim ilmuwannya, telah membuktikan bagaimana para peneliti di universitas kami membangun jembatan antara dunia akademik dan dunia industri, serta memasarkan produk inovasi yang dapat memberi dampak luar biasa bagi kehidupan masyarakat. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Peter Tsai atas kontribusinya di bidang penelitian, dan inspirasi yang ia berikan melalui hasil penelitian.”
 
Menurut beberapa hasil evaluasi, masker N95 hasil penelitian Peter Tsai tersebut, telah membantu meningkatkan kesehatan 1 miliar masyarakat di seluruh dunia.          
  

Terpopuler

Terbaru